Mohon tunggu...
Stephen Iskandar
Stephen Iskandar Mohon Tunggu... Dokter - Mere human living in two worlds.

Manusia biasa yang hidup dalam anugerah. Senang berkarya menuangkan pikiran dalam tulisan, sekalian rekonstruksi dan re-evaluasi isi pikiran. Hidup dalam dua dunia yang saya yakin bisa bersinergi teologi dan psikiatri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sinar Harapan Paskah di Balik Kelamnya Pandemi

12 April 2020   22:05 Diperbarui: 12 April 2020   22:15 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mark Brandon/Shutterstock 

Paskah 2020

Seberapa penting sih harapan?

Bagi saya yang bergelut di dunia kesehatan mental, harapan adalah satu hal penting yang tidak pernah boleh hilang. 

Seorang yang depresi, meski sulit, akan tetap maju jika mereka dapat melihat ada harapan di depan. Seorang dengan skizofrenia kronis, akan tetap minum obat, jika ia percaya kalau obat dapat membantunya beraktivitas normal. Orang cemas akan tidur nyenyak jika ia yakin bahwa besok akan baik-baik saja.  

Hal yang sulit, adalah seringkali semua menjadi gelap dan hancur, bukan semata-mata kondisi yang dihadapi, tapi karena tidak ada tempat untuk meletakan harapan. 

Di tengah pandemi ini, meski tahu COVID-19 pasti akan berakhir, tapi semakin lama banyak harapan pupus seiring minggu demi minggu dilewati. Bakal berakhir si, tapi ga ada kepastian kalo saya ga akan kena. Tidak ada kepastian, jika pekerjaan akan baik-baik saja. Memang dilewati, tapi dengan kondisi tertatih-tatih, bahkan babak belur. Memang ga ada yang pasti saat pandemi kaya gini, dan harapan berkaitan erat dengan kepastian.

Nah, bagi saya di momen Paskah ini, kebangkitan Kristus menjadi suatu jawaban yang relevan bagi krisis yang kita lalui saat ini. Relevan karena kebangkitan Kristus memberikan kita suatu harapan yang pasti.

Bagaimana kita dapat meletakkan harapan pada Kristus, jika Ia mati dan tidak bangkit. Menyelamatkan diriNya saja tidak bisa, bagaimana menyelamatkan kita. 

Jika Ia tidak bangkit, maka semua kepercayaan dan pengharapan kita akan sia-sia. Jika Ia tidak bangkit,  Dia dan selurh janji-janjiNya hanyalah omong kosong murahan. 

Justru karena Ia bangkit, maka Ia dapat dipercaya. Karena Ia bangkit, segala kepercayaan kita beralasan dan tidak sia-sia. Karena Ia bangkit, kita bisa menumpukan harapan kita padaNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun