Mohon tunggu...
Stella Lauriencia
Stella Lauriencia Mohon Tunggu... Mahasiswa aktif semester 2 di Universitas Negeri Jakarta, Program Studi Usaha Perjalanan Wisata

Sebagai mahasiswa program studi Usaha Perjalanan Wisata, penulis memiliki ketertarikan mendalam mengenai wisata dan kebudayaan yang ada di dunia, terutama di Indonesia. Penulis mahir berbahasa asing seperti bahasa Inggris, Mandarin, dan Jerman. Setelah sebelumnya menempuh pendidikan di jenjang SMK, penulis telah memiliki beberapa sertifikasi kompetensi kejuruan seperti guiding, tour planning, reservasi dan tiketing.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Tugas Selesai, Bisnis Dimulai

30 Juni 2025   12:15 Diperbarui: 1 Juli 2025   17:13 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Promosi Produk BerryBite Dessert (Number: diolah langsung oleh penulis)

BerryBite Dessert - merupakan bisnis yang berhasil dikembangkan penulis dengan rekan dengan menawarkan produk puding stroberi berlapis. Dilapisan pertama, dilengkapi dengan remahan biskuit, dilapis dengan puding stroberi lengkap dengan potongan buah stroberi segar di sisi-sisi cup, dilanjutkan dengan kehadiran vla yang manisnya pas, dan ditutup dengan potongan stroberi segar. 

Produk ini menciptakan perpaduan manis, asam dan segar dari buah asli, rendah gula karena proses produksi tidak memakai tambahan gula pasir. 

Saya memulai bisnis ini dengan satu tujuan sederhana: menyelesaikan tugas kuliah. Saat dosen meminta mahasiswa angkatan 2024 membuat proyek kewirausahaan, saya tidak memikirkan hasilnya akan sejauh apa. Fokus saya hanya satu-nilai. Namun, siapa sangka, dari sekedar keharusan akademik, muncul pengalaman baru yang membuka pintu rezeki dan pelajaran hidup yang tak pernah diajarkan di kelas. 

Ide usaha dari bisnis "BerryBite Dessert" lahir dari pengalaman berwisata saya dan rekan produksi. Kami melihat pada beberapa destinasi wisata, terlebih khusus di daerah Jakarta, masih banyak kualitas makanan ringan dan jajanan kaki lima yang buruk sehingga menimbulkan masalah kesehatan dan kebersihan yang belum sepenuhnya terselesaikan. Banyak pedangan menjual makanan tidak memenuhi standar sanitasi. Beberapa masalah sering dikeluhkan oleh pengunjung terkait makanan yang mudah terkena debu, lalat dan kontaminasi lingkungan lainnya karena ditampilkan terbuka tanpa penutup. Air yang digunakan untuk mencuci peralatan makan juga dianggap tidak bersih. Selain itu, kualitas bahan makanan dinilai buruk dibeberapa stan makanan, serta tingginya pengunaan minyak, gula, dan pengawet yang tidak seimbang dengan kandungan serat, vitamin, atau nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh. 

Akibat dari permasalahan tersebut, tidak sedikit wisatawan mengalami gangguan pencernaan seperti diare, sakit perut, atau bahkan infeksi ringan setelah makan di lokasi tersebut. Sebagai mahasiswa Usaha Perjalanan Wisata, sudah sepatutnya kami bergerak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yang tentunya mencemarkan kepercayaan wisatawan untuk berwisata kuliner di lokasi terkait. 

Proses berlanjut kepada penulisan proposal bisnis yang mencakup pengenalan brand, visi dan misi, pembagian kerja, hingga harga jual dan BEP. Saya diberikan kesempatan untuk menjadi Marketing Strategist and Finance, yang artinya saya bertanggung jawab langsung terkait pemasaran dan keuangan. Setelah penulisan proposal bisnis selesai, penulis dan rekan mempresentasikan hasil kepada dosen pengampu yang langsung disetujui, dengan beberapa revisi terkait kemungkinan kenaikan bahan baku. 

Setelah proses revisi, kami bergegas menjadwalkan proses pemasaran. Saya mendesain poster produk dan memberikan teks terlampir yang mendeskripsikan produk. Target pasar kami dimulai dengan rekan-rekan kami di kampus. 

Pemasaran dilakukan secara online dengan membuka pre-order yang kami sepakati merupakan strategi yang baik untuk menghindari kerugian karena kami dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Pemasaran dilakukan melalui grup online, story Instagram dan WhatsApp. 

Pada proses produksi tentu ada beberapa kendala yang kami alami terutama dalam jarak rumah saya dengan rekan yang cukup jauh, saya di Jakarta Utara sedangkan rekan saya di Jakarta Pusat. Kesulitan tersebut menimbulkan kebimbangan mengenai lokasi produksi. Semula kami juga menganggap tidak akan bisa berjalan lancar bahkan mendapatkan atensi sekitar dengan produk yang kami tawarkan, namun siapa sangka pre-order batch 1 mampu memenuhi target yaitu 25 pcs. 

Kami memutuskan untuk memproduksi di rumah saya, di daerah Jakarta Utara supaya lebih mudah proses pendistribusian ke kampus. Beberapa pesanan meminta diantar ke area rumah pelanggan, yang kebetulan dekat dengan area rumah saya, sehingga itu menjadi tanggung jawab saya. Modal terkumpul dengan uang kami masing-masing dan kami membagi tugas untuk membeli bahan baku melalui online shop maupun secara offline. Pada saat proses promosi, orang terdekat kami, misalnya keluarga dan teman-teman sangat mengapresiasi yang terlibat untuk ikut membeli sehingga dapat merasakan kelezatan produk kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun