Mohon tunggu...
Christina Dini
Christina Dini Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar Nulis

Belajar Nulis...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Siapa Bilang, Milenial Tidak Bisa Menjaga Stabilitas Keuangan?

9 Juli 2019   09:39 Diperbarui: 9 Juli 2019   09:47 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kaum milenial, masih dinilai identik dengan hura-hura, happy-happy, hobi selfie lalu upload dimedsos. Gaya hidupnya kekinian, mengikuti trend, nongki-nongki dan selalu up to date. Mungkin ini yang selalu dibicarakan kebanyakan orang. Dinilai boros dan tidak bisa mengelola keuangan.

Coba kita tengok, media sosial yang didominasi oleh kaum milenial penuh ramai dengan usaha bisnis online yang menjamur. Mulai dari sepatu, perawatan kulit, sampai segala macam makanan mudah kita jumpai.

Ini menjadi salah satu bukti, bahwa milenial tak sekedar eksis untuk gaya hidup semata, nyatanya mereka berkontribusi dalam mengembangkan usaha untuk mengisi pundi-pundi keuangan sesuai dengan passion yang mereka anggap cocok.

Ada beberapa contoh, seorang teman sebut saja Pras (nama samaran) di kota S bekerja sebagai sopir pribadi yang kemudian melihat peluang untuk membuka warung kopi sederhana dengan konsep ala milenial. Kebetulan memang hobi ngopi, dan belum ada warung kopi yang ada disekitar rumahnya, jadi seperti ibarat kata sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Yang pertama, ia bisa berkreasi dengan kopi yang memang disukainya. Yang kedua, ia pun bisa nongki-nongki tanpa membuat dompetnya kempis. Yang ketiga, tetap eksis dimedsos, dengan mempromosikan warung kopinya. Dan sebagai bonus, pendapatannya pun membuat dompet menjadi gemuk.

Beda lagi dengan teman lain sebut saja Ditha (nama samaran) yang tinggal di kota C, ia lebih suka memanfaatkan gadget dan medsos sebagai lahan mencari uang tambahan. Meski berstatus sebagai pekerja kantoran tak membuatnya berdiam diri dan puas dengan gaji per bulannya. Malahan memanfaatkan medsos untuk mengupload barang dagangan, mulai dari tas, sepatu, pakaian sampai kosmetik. Dengan keuntungan, tak jauh berbeda dari gaji yang diperoleh tiap bulannya.

Contoh terakhir dari Septa (nama samaran), merupakan seorang guru di sekolah dasar yang memiliki hobi memasak membuat aneka macam kue dan camilan. Selain menerima pesanan offline, biasanya ia juga menawarkan online menu setiap harinya melalui medsos. Usahanya ini sudah berjalan lebih dari empat tahun.

Dari contoh ketiga teman saya, mereka semuanya ternyata kompak, dengan mengatur pemasukan dengan membagi ke beberapa pos keuangan:

  • 50 persen pendapatan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari (termasuk pulsa, karena milenial tak bisa lepas dari budget pulsa dan kuota internet)
  • 10 persen untuk tabungan jangka panjang (biasanya mereka menyimpan di rekening berbeda) dan tidak akan diambil dalam jangka waktu yang lama, dan ada juga yang mengalihkan ke tabungan emas,
  • 10 persen lagi untuk foya-foya,  bisa dipakai untuk nonton film baru di bioskop, perawatan ke salon, atau nongki dengan teman-teman, atau mungkin rencana traveling,
  • 10 persen untuk derma atau sedekah, ini satu hal penting yang tidak boleh terlewatkan ya?
  • 10 persen untuk tabungan yang bisa diambil saat ada kebutuhan mendesak,
  • 10 persen untuk biaya memperkaya pengetahuan diri (misal biaya kursus bahasa asing, membeli buku referensi, ataupun ikut seminar)

Mungkin, pembagian keuangan ke dalam beberapa pos, dirasa sangat merepotkan, tapi dengan konsisten dan dispilin, akan membantu menjaga stabilitas keuangan ala milenial. Bisa dicoba kok. Meski hobi selfie, nongki, lalu upload dimedsos, tidak jadi masalah, soal keuangan harus tetap stabil donk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun