Entah kebetulan saja, malam ini pas menonton film serial yg sudah pernah tayang dua tiga tahun lalu di tv kabel channel Fox. Bagus menjadi bahan bakaca atau berefleksi tentang realitas dan norma serta strategi terkait dengan kenyataan yang sedang melanda seluruh dunia sejak merebaknya pandemi Covid-19 dengan segala problematikanya.
Ada ketegangan antara pemerintah yang hendak mengendalikan segala hal yang perlu demi pencegahan sampai penanggulangan dampak dan penyebaran virus yang tak kelihatan ini. Dan ada saja elemen masyarakat tertentu yang tak mau mengikuti arahan pemerintah, dengan pelbagai alasan, dan mungkin salah satu alasan bahwa mereka meyakini bahwa kebijakan jaga jarak fisik dan sosial sampai pengaturan berskala besar bahkan sampai karantina dianggap terlalu berlebihan dan mengekang kebebasan warga untuk melakukan segala sesuatu semampu dan seturut kehendak bebasnya. Â
Film ini bisa menjadi cermin bagi pengambil kebijakan dan masyarakat dan semuanya saja yang mau tidak mau mesti melaksanakan dan menaati kebijakan tersebut bila mau selamat dan menyelamatkan orang lain.
***
"Saya tidak akan menuruti perintahmu bila kau tak mulai menceritakan semuanya apa yang terjadi," dengan marah Dr. Yeldin membangkang perintah dari Otoritas tertinggi.
"Tugasmu adalah sebagai dokter memeriksa dan mengobati orang yang butuh tindakan medis," tegas Jason sebagai Otoritas pengendali cluster bangsa manusia satu-satunya yang tersisa di permukaan bumi ini.
"Mungkin saja bahwa kebijakanmu benar sesuai dengan salah satu versinya, tetapi saya tidak bisa menerima bekerja di bawah perintah yang lebih sebagai sebuah kediktatoran." Tambah sengit dokter yang tak tahu menahu apa yg sedang terjadi dengan diri dan lingkungannya. Tersadar seperti baru dari bangun tidur dan langsung diminta untuk siap ke rumah sakit, karena ada pasien yang sedang sekarat. Yang perlu pertolongan adalah beberapa prajurit yang tertembak dalam aksi tembak menembak dengan para pemberontak, yakni segolongan anggota warga yang menginginkan info lebih dan kebebasan yang sama untuk mengontrol cara Otoritas menjalankan cluster.
Dokter pun menurut walau masih penuh penasaran. Bahkan sampai dia bertemu dengan isterinya dalam suatu upacara kampanye dan eksekusi mati bagi pemberontak yang tak mau memberikan info tentang keberadaan pemimpin dan pengikutnya.
Walau diyakinkan bahwa Otoritas hanya menjalankan tugasnya demi keselamatan seluruh warga, si dokter tetap tidak puas. Dia tidak percaya pada mereka. Bagaimana mungkin mereka masih muda itu sudah menjadi pemimpin kita?
"Percayalah, saya sudah tiga tahun di sini, dan mereka adalah generasi pertama yang hidup di tempat ini, lebih tahu apa yang perlu dan tidak disampaikan. Saya sudah bisa menerima kenyataan." kata isterinya, yang sekarang ditugaskan sebagai ahli kecantikan, padahal di kehidupan lamanya sebagai seorang arsitek.
"Terkadang untuk bertahan, kau harus melakukan apa yang diperintahkan." kata sang isteri berusaha meredam kemarahan suami yang baru didapatkannya kembali.