Mohon tunggu...
Steffany Lw
Steffany Lw Mohon Tunggu... -

good news

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Anak untuk Negara Miskin

16 Februari 2014   01:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai orang tua tentu saja kita selalu menginginkan generasi penerus kita lebih maju dari pada orang tuanya, tapi lihatlah negeri ini...dengan segudang problem didalamnya, masalah politik yang tak berkesudahan dan juga bencana alam yang terus mengguncang negeri ini. Apa yang bisa kita perbuat untuk anak-anak ini?

[caption id="attachment_322793" align="aligncenter" width="300" caption="http://alifiaonline.wordpress.com/2011/06/15/bersepeda-ke-sekolah/"][/caption]

Bagi kaum borjuis, adalah sangat mudah merogoh koceknya dengan berbagai fasilitas bagi anak-anaknya. Di kota-kota besar hampir setiap anak membawa handphone, android, bb, tablet, netbook, PC, dll. Hingga kadang terlihat di jalan-jalan raya mereka bergerak bak zombie yang menatapi gadget tanpa ada kontak sosial dengan alam bahkan penghuni sekitarnya. Dirumah dimanjakan dengan fasilitas mewah, agar mereka tidak lagi penuh rengekan pada orangtua yang sibuk bekerja hingga larut malam. Lalu apakah gunanya fasilitas ini, mampukah orang tua borjuis ini mengasah "ASET"  pada diri anak mereka  dengan semua ini? cukup berat mengingat banyaknya hal negatif diluar sana.

[caption id="attachment_322777" align="aligncenter" width="300" caption="gadget"]

1392460893555984240
1392460893555984240
[/caption]

Bagi kaum menengah kebawah, adalah tidak mudah untuk mendapatkan fasilitas materi yang baik bagi anak mereka,  untuk membayar uang sekolah dan seragam saja sudah kembang kempis...apa yang diharapkan dari gadget dan fasilitas lain untuk mendidik anak? dengan kredit yang semakin merebak?? sekali mencobanya pasti ketagihan dan segera saja terjerat timbunan hutang yang memusingkan kepala.

[caption id="attachment_322786" align="aligncenter" width="300" caption="photo property:doktercatur-srikandibatubatamagelang"]

13924635281454465690
13924635281454465690
[/caption]

Lalu apakah ada solusi yang cukup baik bagi generasi muda kita? Di negara maju dan berkembang, sebutlah Armenia; anak-anak diwajibkan untuk belajar catur pada usia dini disekolah. Satu solusi yang baik menurut saya pribadi, permainan catur bisa dilakukan siapa saja...bahkan yang dianugerahi tanpa pengelihatan yang sempurnapun dapat memainkannya dengan baik jika saja mau belajar.

Silahkan klik link ini:wajib belajar catur di armenia
http://www.youtube.com/watch?v=ose_kXGhT-s

Perlengkapannya cukup sederhana, sebuah papan dan satu set buah catur...itu tidaklah mahal, cukup murah! Bayangkan saja beberapa produk plastik menjualnya secara eceran 5-25ribu rupiah untuk 1 set mini chess magnet, saya temukan ini dipedagang  mainan keliling di sekolah-sekolah...dan anak saya suka sekali memainkannya. Masih kurang murah?  ambil kertas apa saja dirumah yang punya 2 warna yang berbeda, buatlah petak-petak seperti papan catur dikertas tersebut dengan pensil warna dan crayon...hitam putih, kuning-putih, dst. Kemudian ambil kertas yang berbeda, buatlah potongan kecil pada kertas dengan 2 warna berbeda dan buatlah notasi seperti layaknya notasi pada permainan catur ( P_pion; R_benteng; K_kuda; B_gajah; Q_menteri; K_raja ) dan segera saja anda bisa memainkannya!! Mau yang lebih irit lagi, tanpa modal apapun? yang ini Anda harus melatih Anak Anda dulu untuk menghafal notasi dan posisi pada papan catur sedemikian rupa; sehingga mampu memainkan catur dengan menyebutkan notasi2 saja tanpa melihat apapun.

[caption id="attachment_322783" align="aligncenter" width="300" caption="photo property: doktercatur-caturplastik"]

1392462985400055732
1392462985400055732
[/caption]

[caption id="attachment_322780" align="aligncenter" width="300" caption="photo property: fahmi nugraha-catur dan teman"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun