Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memberi Tak Mengharap Kembali

22 Desember 2018   08:06 Diperbarui: 22 Desember 2018   08:11 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.parents.com/shutterstock

Ibu. Sebutan sayang istriku, saat anak-anak memanggil. Mungkin ada istilah lain, seperti mami, mamah, emak, bunda dan lain-lain yang sekiranya sesuai hati.

Bagaikan sinar matahari, memberi dan tak mengharap kembali. Begitulah sifat dan naluri seorang ibu.

Libur panjang di akhir tahun, menyisakan harapan. Anak-anak yang tinggal di luar kota berjanji akan datang.

Sibuknya seorang ibu, menyiapkan kamar-kamar agar nyaman dipakai anak-anak. Barang-barang tak terpakai pun sudah disingkirkan, jendela dibuka lebar-lebar agar ada sirkulasi udara segar.

Bahan-bahan untuk masak makanan favorit keluarga pun telah tersedia. Tinggal potong dan cemplang -- cemplung di panci, bereslah sudah.

Kerinduan menanti dua anak, satu anak bersama istrinya, sedangkan yang satu lagi, si sulung masih sendiri. Urutannya cewek, cowok dan si bungsu cewek. Terakhir, cewek tinggal serumah dan sudah bekerja.

Ibuku, bukanlah istriku, tapi keduanya adalah seorang ibu. Pernah suatu saat, ibu yang mengandalkan uang kiriman dari anak-anaknya, saat itu bapak sudah berpulang, memberikan uang saku dan oleh-oleh saat cucu-cucu pulang.

Belakangan  baru kutahu, adikku cerita, saat ibu telah tiada, bahwa uang saku untuk cucu-cucu adalah hasil celengan tanah-liat, yang telah disisihkannya dari hidup hemat.

Kisah lain. Saat kubatalkan janji, bahwa aku tak jadi pulang saat liburan panjang, telah membuat kecewa hati ibu. Seperti juga suasana hati pagi ini, tepat di Hari Ibu, 22 Des, status menanti anak-anakku.

Ibuku, yang saat itu tinggal di kampung, memang sering berkisah pada adikku yang tinggal satu daerah, tentang kerinduan pada anak-cucunya yang sangat jarang pulang.

Dua ibu, satu adalah ibuku sendiri, dan yang satu ibu dari anak-anakku. Keduanya punya naluri keibuan yang sama, memberi, dan berlaku tulus untuk anak-anak dan cucu-cucunya.

Tak banyak mengharap, liburan panjang menantikan kehadiran anak-anak merupakan sesuatu yang sangat berarti.

Seorang ibu, yang telah memberikan tulus apa yang dimilikinya, dan menghantarkan anak-anaknya hidup mandiri, tak mengharapkan balas jasa materi kecuali perhatian!

Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2018

Bandung, 22 Des 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun