Ayu mau pulang Pak, tapi cuma dua hari aja. Lagi bosan di Jogja. Kalimat pendek yang kuterima beberapa hari sebelumnya.
Meski betah tinggal di Kota Gudeg, sejak kuliah dan bekerja, rupanya ada rindu melepas lelah di rumah, Bandung, tempat dia dibesarkan.
Singkat waktu, susun rencana mau jalan-jalan ke mana, selain makan kesukaannya bubur ayam. Saat kutawari berkunjung ke Taman Balai Kota -- Bandung yang di dalamnya ada Taman Labirin, rupanya setuju.
Taman Labirin dahulunya adalah Taman Merpati yang kemudian direvitalisasi oleh Ridwan Kamil yang saat itu menjabat sebagai  Wali Kota Bandung, Sept 2016.
Sensasi Taman Labirin, selain segar dan indah dipandang, dilengkapi dengan jalur berliku berupa jalan berlantai granit selebar setengah meter yang melingkari dua pohon trembesi berusia sekitar seabad, dan ada empat jalan keluar.
Tentang Taman Balai Kota sendiri, menurut sejarahnya telah ada sejak tahun 1885 dengan nama Pieters Park. Taman ini dibangun pada masa kolonial Belanda yang bertujuan untuk mengenang Asisten Residen Priangan Pieter Sitjhoff atas jasanya dalam pembangunan Bandung.
Saat memasuki Taman Balai Kota, sebelum menuju ke bagian tengah taman, letaknya Taman Labirin, kita jumpai lima ekor patung ikan berwarna putih, di atas kolam ikan yang ditanami tanaman hias disekitarnya.
Tak harus mati gaya, patung burung merpati yang ada di samping pohon trembesi, dipaksakan agar berada di atas telapak tangan, tanpa perlu memindahkannya. Beruntunglah, Sang Bapak mampu menterjemahkan situasi yang ada. Lengkap dengan kehebatan dua pohon trembesi yang raksasa.
Kebahagiaan bersama keluarga tak harus tercipta jauh dan berbiaya! Taman Labirin -- Bandung mampu memberikan solusinya, Sabtu (10/11/18).
Mari berkunjung, dan jangan lupa lengkapi foto-foto kenangan yang bisa dibawa pulang dan dibagikan kepada keluarga dan teman-teman.
Bandung, 23 Nop 2018
