Mohon tunggu...
ssiz
ssiz Mohon Tunggu... Mahasiswi

Hanya coba-coba, kalo mau liat lebih lanjut, next

Selanjutnya

Tutup

Financial

5G Serta Pembangunan Masa Depan Indonesia

24 September 2025   10:15 Diperbarui: 24 September 2025   11:00 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb


Perkembangan teknologi komunikasi telah menjadi motor penggerak transformasi digital di seluruh dunia, dan jaringan 5G hadir sebagai inovasi paling revolusioner dalam dekade terakhir. Tidak hanya sekadar peningkatan dari 4G, teknologi 5G membuka paradigma baru dalam perencanaan pembangunan, terutama di bidang smart city, infrastruktur digital, dan peningkatan literasi sumber daya manusia. Dengan kecepatan internet hingga 10 Gbps, latensi sangat rendah, dan kapasitas jaringan masif, 5G mampu mendukung miliaran perangkat terhubung secara simultan. Keunggulan ini menjadi fondasi bagi implementasi teknologi baru seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, mobil otonom, hingga bedah jarak jauh. Di Indonesia, peluang pemanfaatan 5G tidak hanya sebatas mempercepat konektivitas, tetapi juga sebagai strategi pembangunan yang berorientasi pada inovasi dan efisiensi. Dengan memanfaatkan 5G secara tepat, Indonesia dapat memperkuat posisi dalam peta global, sekaligus mempercepat realisasi visi kota cerdas dan masyarakat digital berdaya saing.


Salah satu dampak paling nyata dari 5G terhadap pembangunan adalah pada akselerasi smart city. Kota pintar membutuhkan infrastruktur digital yang stabil, cepat, dan adaptif untuk mengintegrasikan layanan publik, sistem transportasi, keamanan, dan manajemen energi. Dengan latensi hingga 1 milidetik, jaringan 5G memungkinkan kota mengelola data waktu nyata, misalnya dalam pengaturan lampu lalu lintas cerdas, pemantauan kualitas udara, atau sistem keamanan berbasis kamera pintar. Di Surabaya, Jakarta, dan Bandung, rencana smart city dapat terwujud lebih efektif dengan dukungan 5G. Teknologi ini akan memastikan integrasi antarperangkat IoT berjalan mulus tanpa hambatan koneksi. Dalam konteks pembangunan, keberadaan 5G menjadikan kota tidak sekadar tempat tinggal, melainkan ekosistem digital yang efisien, ramah lingkungan, dan adaptif. Hal ini membuktikan bahwa inovasi jaringan bukan hanya soal kecepatan internet, tetapi juga instrumen strategis dalam tata kelola kota modern.


Keunggulan kapasitas jaringan 5G juga memberi peluang besar bagi transformasi infrastruktur digital Indonesia. Jika 4G hanya mampu menampung sekitar 2.000 perangkat per kilometer persegi, 5G mampu mengakomodasi hingga 1 juta perangkat dalam ruang yang sama. Ini sangat relevan bagi pembangunan industri 4.0, yang membutuhkan ribuan sensor, mesin pintar, dan perangkat otomatis terkoneksi secara bersamaan. Dalam konteks pembangunan nasional, infrastruktur 5G dapat memperkuat daya saing industri manufaktur, logistik, dan kesehatan. Misalnya, rumah sakit dapat memanfaatkan 5G untuk telemedisin dengan kualitas tinggi, sementara sektor pendidikan bisa menggunakan VR/AR untuk pembelajaran interaktif jarak jauh. Semua ini menuntut perencanaan pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada fisik, tetapi juga integrasi digital sebagai tulang punggung produktivitas. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan di era ini akan sangat ditentukan oleh sejauh mana 5G dioptimalkan sebagai infrastruktur dasar ekonomi digital.


Namun, pembangunan berbasis teknologi tidak bisa dilepaskan dari kualitas sumber daya manusia. Literasi digital menjadi kunci agar masyarakat mampu memanfaatkan peluang yang ditawarkan 5G. Kecepatan internet yang tinggi tidak akan berarti jika warga belum terbiasa menggunakan layanan digital secara efektif, aman, dan produktif. Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pemerataan literasi digital, terutama di daerah yang masih minim akses pendidikan dan infrastruktur. Oleh karena itu, pembangunan harus disertai program literasi SDM, mulai dari pelatihan penggunaan aplikasi layanan publik, kesadaran keamanan siber, hingga keterampilan baru yang mendukung industri digital. Dengan memadukan 5G dan literasi digital, pembangunan dapat menciptakan ekosistem inklusif di mana masyarakat tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga inovator. Inilah makna sesungguhnya dari pembangunan berbasis inovasi: menghubungkan teknologi dengan kemampuan manusia sebagai agen perubahan.


Di sektor transportasi dan energi, 5G juga membawa peluang transformatif. Mobil listrik dan kendaraan otonom hanya dapat berjalan optimal jika didukung oleh jaringan dengan latensi sangat rendah. Sistem transportasi publik dapat ditingkatkan melalui integrasi real-time data berbasis 5G, sehingga rute dan kapasitas bus atau kereta bisa menyesuaikan kebutuhan warga. Demikian pula, sektor energi dapat memanfaatkan jaringan pintar (smart grid) yang memungkinkan distribusi listrik lebih efisien, termasuk energi terbarukan seperti surya atau angin. Konsep ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan, di mana inovasi teknologi menjadi instrumen utama untuk mengurangi emisi, meningkatkan efisiensi, dan menjaga keberlanjutan sumber daya. Dengan demikian, 5G bukan hanya soal komunikasi, tetapi juga infrastruktur energi dan transportasi yang cerdas. Hal ini memperlihatkan keterkaitan erat antara inovasi teknologi dengan perencanaan pembangunan lintas sektor.


Jika dibandingkan dengan tren global, pengembangan 5G di Indonesia masih berada pada tahap awal. Negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan China telah menjadikan 5G sebagai tulang punggung industri digital, bahkan membangun kota masa depan berbasis jaringan super cepat ini. Indonesia harus belajar dari keberhasilan mereka, sekaligus menyesuaikan dengan karakter lokal. Perencanaan pembangunan yang berbasis 5G harus mempertimbangkan aspek geografis, kesenjangan digital, serta kebutuhan masyarakat. Tidak semua wilayah membutuhkan solusi yang sama: kota besar membutuhkan integrasi IoT kompleks, sementara desa mungkin lebih membutuhkan 5G untuk pendidikan daring atau layanan kesehatan jarak jauh. Inilah pentingnya perencanaan yang inovatif dan kontekstual. Indonesia tidak bisa hanya menyalin model luar negeri, melainkan perlu mengembangkan strategi pembangunan yang menyeimbangkan inovasi teknologi, kearifan lokal, dan kapasitas SDM nasional.


Kesimpulannya, 5G bukan sekadar pengganti 4G, melainkan lompatan besar yang mampu mengubah wajah pembangunan di Indonesia. Dengan kecepatan tinggi, latensi rendah, kapasitas besar, konektivitas stabil, dan efisiensi energi, 5G dapat menjadi fondasi bagi smart city, industri 4.0, serta transformasi sosial-ekonomi berbasis digital. Namun, kesuksesan pemanfaatan 5G bergantung pada tiga hal: pembangunan infrastruktur digital yang merata, peningkatan literasi sumber daya manusia, dan konsistensi regulasi yang mendukung inovasi. Perencanaan pembangunan harus menempatkan teknologi bukan sekadar alat, melainkan strategi utama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jika Indonesia mampu mengoptimalkan potensi ini, maka jaringan 5G akan menjadi katalis menuju kota hijau-cerdas, masyarakat digital, dan ekonomi berdaya saing global. Dengan demikian, inovasi dan teknologi benar-benar menjadi inti dalam perencanaan pembangunan yang inklusif, modern, dan berkelanjutan.

 Keunggulan Jaringan 5G Dibandingkan dengan Pendahulunya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun