Mohon tunggu...
Sriyanti Ladiku
Sriyanti Ladiku Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMK Negeri 3 Sigi

Pengampu mapel kejuruan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Menyenangkan dengan Scrapbook

5 Desember 2022   15:35 Diperbarui: 15 Februari 2023   03:18 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada mata pelajaran kejuruan khususnya di SMK pertanian dengan jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), pembelajaran biasanya dilaksanakan di luar kelas.  Hal ini disebabkan karena moda pembelajaran di SMK 30% teori dan 70% adalah praktek.  Pelaksanaan pembelajaran praktek biasanya selain dilakukan dalam laboratorium juga dilaksanakan di luar kelas seperti green house dan lahan praktek.  Hal ini membuat siswa terbiasa untuk belajar materi apapun di luar kelas.  Setiap pembelajaran kejuruan identik dengan belajar di luar kelas.  Padahal tidak semua materi harus diajarkan di luar kelas atau di lahan.

Seorang guru hendaknya dapat meramu berbagai metode dalam setiap materi, agar pembelajaran dapat memfasilitasi minat dan bakat sesuai karakteristik anak, baik anak dengan tipe auditori, visual ataupun yang kinestetik.  Tantangan ini membuat guru harus bisa mengidentifikasi terlebih dahulu karakteristik murid sehingga dapat memaksimalkan pengelolaan kelas, agar pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif.  Setiap pelaksanaan pembelajaran saya mengupayakan murid untuk tetap semangat belajar walaupun pembelajaran berlangsung dimana saja.  Biasanya setelah melakukan sebuah tugas praktek, peserta didik mengumpulkan produk dalam bentuk laporan praktek, melakukan presentasi, membuat mind mapping dan lain sebagainya.  Tetapi hal ini tidak selalu maksimal.  Sebagian murid kurang antusias jika pembelajaran berlangsung dalam kelas.  Pada materi tertentu saya belum bisa memfasilitasi kebutuhan murid sesuai dengan minat bakatnya.  Saya mengamati beberapa anak mempunyai gaya belajar sambil menggambar atau melukis pada halaman belakang buku catatan atau sekedar mencorat-coret lembar kerjanya.

Melihat hal tersebut saya pun mencoba mengemas pembelajaran dengan menerapkan metode sesuai gaya belajar peserta didik tersebut, yakni setelah mengadakan praktik di luar kelas, saya memberi kebebasan kepada mereka untuk membuat laporan hasil projeknya dalam bentuk scrapbook.

Scrapbook mengandung arti yaitu membuat kerajinan dari potongan-potongan kertas atau gambar yang dibentuk dan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk lembaran-lembaran yang mempunyai makna.  Peserta didik boleh mengkreasikan gambarnya dengan menambahkan potongan-potongan koran, majalah dan aneka gambar lainnya.  Juga dapat menambahkan lukisan atau pun coretan-coretan abstrak sebagai pemanis scrapbook.

Seperti yang saya lakukan pada materi pelajaran Agribisnis Tanaman Hias kelas XI dengan pokok bahasan Pengendalian hama pada tanaman, dengan mengenalkan bahwa ada tanaman hias yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman budidaya.  Peserta didik dipersilahkan mengeksplore materinya melalui pengamatan di lingkungan sekitar sekolah lalu mengidentifikasi tanaman tersebut.  Kemudian mengajak mereka untuk melakukan praktik ke salah satu kebun yang mempunyai aneka tanaman hias bunga refugia.  Bunga refugia adalah tanaman yang dimaksud sebagai tanaman pengendali hama, bisa berupa bunga matahari, zinnia, kenikir maupun maglonia.  Bunga refugia ini jika ditanam di tepi pematang lahan akan lebih menarik hama untuk menghinggapinya karena aneka bunga yang berwarna-warni.  Sehingga hal ini membuat tanaman yang dibudidayakan lebih aman.  Saya pun tak lupa menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran pada hari itu agar peserta didik dapat mengidentifikasi aneka tanaman refugia yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman.  Peserta didik saya tugaskan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tanaman hias refugia dengan cara mengambil gambar melalui gawai untuk dijadikan bahan scrap book.

Setelah melakukan praktik, pada pertemuan berikutnya saya telah menyiapkan kertas buffalo, HVS berwarna, spidol warna-warni, lem dan gunting.  Sebagian peserta didik secara berkelompok mencetak hasil foto yang telah diambil pada pertemuan sebelumnya dengan cara memprintnya, kemudian digunting dan dikreasikan sedemikian rupa hingga membentuk potongan-potongan kertas yang siap ditempel menjadi scrapbook.  Murid diberi keleluasaan menuliskan pokok-pokok materi yang didapatkan, bisa berupa pengertian, klasifikasi atau manfaat tanaman refugia pada selembar kertas.  Dapat pula dengan menambahkan ornamen gambar lainnya seperti hama yang biasanya menyerang tanaman budidaya.

Dalam pengerjaannya siswa begitu bersemangat dan antusias dalam mengerjakan tugasnya.  Mereka saling memberi ide dan saling bantu dalam berkreasi.  Beberapa murid yang kurang menguasai bakat melukis meminta kepada temannya yang bisa untuk membantu memberikan sentuhan lukisan ke pekerjaannya.  Demikian pula sebaliknya, murid yang menurut mereka canggung dalam hal gunting-menggunting meminta teman lainnya untuk mengguntingkan gambar agar terlihat lebih rapi.  Kelas menjadi seru karena adanya interaksi satu sama lain. 

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan scrapbook siswa menjadi lebih antusias dalam mengerjakan tugas mata pelajaran Agribisnis Tanaman Hias.  Bahkan saat jam istirahat pun mereka enggan meninggalkan kelasnya, karena antusias menyelesaikan scrapbooknya.

Sebagai bentuk penguatan dan pemberian umpan balik ke peserta didik, saya memajang karya mereka pada majalah dinding kelas.  Hal ini membuat peserta didik merasa dihargai dan diapresiasi sebagai bentuk penghargaan bagi karya mereka.  Siswa pun semakin memahami materi tentang tanaman disekitarnya yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman budidaya.  Sebagai seorang guru saya pun melakukan refleksi tentang cara saya mengajar pada hari itu, bahwa dengan memfasilitasi kebutuhan murid sesuai bakat minatnya bisa dengan berbagai cara dan tentunya ini dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar.  Semoga tulisan ini bisa menginspirasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun