Mohon tunggu...
SRI WARDANI
SRI WARDANI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan MC

Suka Menulis, MC pemerintahan. Pernah menjadi Presenter di stasiun TV lokal. Meraih Juara II MC antar instansi Provinsi Riau (2014). Juara I lomba cerpen Penerbit Kertas Sentuh, Juara II Lomba Cerpen Penerbit Prospect. Juara III lomba Dongeng Tianisa Bookstore, Juara Harapan I Lomba cerpen The Journalish Publishing, Peringkat 5 lomba Cerpen Horor Tinta Misteri. Meraih 10, 20, 30, 50 besar lomba cerpen dan puisi lainya. Karya puluhan buku antologi fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Upaya Net-Zero Emissions dari Rumah Sebelum Bumi Marah

24 Oktober 2021   22:30 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:05 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Gunung Bromo

Fenomena mencairnya salju di Puncak Jayawijaya Papua adalah satu satu contoh nyata di negeri sendiri efek perubahan iklim. Perubahan iklim disebabkan oleh emisi karbon yang memberikan dampak pemanasan global.

Puncak Jayawijaya adalah sebuah gletsers tropis di salah satu puncak gunung tertinggi di dunia yang disejajarkan dengan puncak Himalaya dan Puncak Andes. Saat ini, gletser di gunung tertinggi di Indonesia itu telah kehilangan 85%, kurang dari 100 hektare dari 2000 hektare. Pada tahun 2010 ketebalan gletser mencapai 32 meter kemudian menyusut sebanyak tujuh meter pertahun (tekno.tempo.co)

Salah satu penyebab pemanasan global karena emisi karbon dioksida, yaitu gas yang dihasilkan dari aktivitas pembakaran senyawa-senyawa karbon termasuk asap pabrik dan kendaraan.

Mengutip laman beritasatu.com, sektor penyumbang emisi terbesar adalah peralihan fungsi hutan (48%), transportasi (21%), kebakaran (12%), limbah prabrik (11%), pertanian (5%), dan industri (3%). Hal ini mengakibatkan proses naiknya suhu bumi yang disebabkan perubahan afmosfir atau disebut efek rumah kaca.

Indonesia termasuk penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Menurut World Resource Institute (WRI) 2020, pada tahun 2018 Indonesia memberikan sebanyak dua persen emisi dunia dan berada di urutan ke tujuh setelah Tiongkok, AS, Uni Eropa, India, Rusia, Jepang, Brasil, Iran dan Kanada.

Pada konferensi pengendalian perubahan iklim PBB (COP 21 UNFCCC) di Paris tahun 2015, Indonesia bersama 195 negara lainnya menadatangani kesepakatan Paris (The Paris Agreement), sebuah persetujuan dalam konvensi kerangka kerja perubahan iklim PBB untuk pengurangan emisi karbon dioksida yang mulai diberlakukan tahun 2020. Setiap negara harus berupaya mengurangi emisi karbon.

Untuk itu, Indonesia berkomitmen mencapai target Net - Zero Emissions (NZE) paling lambat tahun 2060.

Berdasarkan siaran pers Kementerian ESDM nomor 271.Pers/04/SJI/2021 tanggal 11 Agustus 2021, pemerintah telah menetapkan beberapa langkah antara lain, pengembangan energi terbarukan (EBT) meliputi solar fotovoltaik, angin, biomassa, panas bumi, hidro, energi laut, hidrogen dan battray enegy storage systems. Berikutnya strategi yang dilakukan adalah penerapan standar kinerja energi minimum (SKEM) dan kompor listrik. Untuk transportasi dengan penerapan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Pada sektor industri dilakukan dengan mendorong pertumbuhan industri sesuai jenis proses industri dan transisi energi. Pada sektor komersial melalui optimasi konsumsi energi pada bangunan gedung  milik swasta dan pemerintah.

Upaya tersebut merupakan target yang dilakukan pemerintah. Namun, tanpa diikuti dengan perilaku dan kebiasaan dari setiap individu untuk melakukan pengurangan jejak karbon tentu sulit berhasil. Bagaimanapun, setiap kita adalah penyumbang jejak karbon dari aktivitas sehari-hari.

Beberapa aktivitas yang tanpa disadari menimbulkan dampak berbahaya adalah belanja online yang menghasilkan beberapa sampah dari kemasan pengiriman berupa selotip, bungkus plastik, dan plastik gelembung (buble wrap).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun