Mohon tunggu...
Sri Wahyu Ramadhani
Sri Wahyu Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menikmati waktu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masihkah Pancasila Tertanam sebagai Sistem Etika?

24 November 2021   16:26 Diperbarui: 24 November 2021   17:13 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah 76 tahun sejak kelahirannya, Pancasila telah melalui berbagai era, dari zaman kepemimpinan Presiden Soekarno hingga saat ini, kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Pancasila selalu berdiri sebagai ideologi yang kuat dan sebagai dasar bagi bangsa Indonesia ini berlaku dan berjalan semestinya. 

Menjadi ideologi negara memang sudah sepatutnya Pancasila dijaga dan tetap diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hidup di tengah keberagaman, membuat Pancasila membawa pengaruh penting di dalamnya. Menyatukan perbedaan, menjadi dasar memanusiakan manusia melalui sila-silanya, dan lain sebagainya.

Mulai dari peran ideologi negara, sumber dari segala hukum, hingga sistem etika, Pancasila mampu melakukan segalanya bagi masyarakat bangsa Indonesia. 

Sebagai sistem etika, Pancasila mengandung nilai-nilai yang mampu mengatur etika seluruh masyarakat Indonesia. Lalu bagaimana Pancasila berperan sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia? Pancasila sendiri memiliki nilai yang mampu menciptakan batas-batas di mana masyarakat bisa berlaku. 

Sistem etika yang dimaksud di sini adalah etika bagaimana masyarakat hidup sebagai masyarakat Indonesia, bernegara, dan bernegara. Dalam Pancasila sila pertama disebutkan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa yang berarti kita mengakui adanya Tuhan yang satu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

 Kemudian mungkin akan memunculkan pertanyaan, kalau Tuhan kita satu, mengapa ada banyak agama yang diakui di Indonesia? Prinsip adanya berbagai agama ini bertujuan untuk membuat tatanan kehidupan berasal dari Tuhan, di mana agama tersebut mampu membimbing seseorang menjadi manusia yang berakal dan sadar atau paham bahwa bahagia tidak sekadar dunia saja, tetapi juga akhirat.

Selain mengatur bagaimana etika manusia dalam beragama, Pancasila juga mengatur etika manusia dalam bermasyarakat. Sebagaimana terkandung dalam sila kedua Pancasila yang berbunyi, Kemanusiaan yang adil dan beradab. 

Etika masyarakat diatur sedemikian rupa agar mereka menjadi manusia yang mampu berlaku adil kepada manusia atau masyarakat lainnya, tanpa memandang dari mana ia berasal, bagaimana ia beribadah, apa warna kulitnya, dan bagaimana latar belakangnya. Tak hanya berlaku adil, namun masyarakat juga harus memiliki adab. Adab di sini tidak hanya menghormati orang tua, melainkan kita juga harus memiliki adab terhadap segala sesuatu yang ada di dunia ini.

Buah dari berlaku adil dan beradab di atas adalah persatuan. Persatuan Indonesia juga perlu didukung oleh adanya pemimpin yang bijaksana dan memperhatikan kondisi dan keadaan rakyatnya. 

Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesia, perlu melihat dan memperhatikan bagaimana pemimpin kita membawa dan memperlakukan kita sebagai rakyat yang memilihnya. Jika ada kesalah kebijakan ataupun kejanggalan selama ia menjabat dan memegang kuasa, kita tidak seharusnya diam saja karena kita memiliki hak dan Pancasila juga sudah menyebutkan bahwa pemimpin harus bijak dalam memimpin. 

Ketika pemimpin memiliki kebijaksanaan dan memperhatikan rakyatnya, maka keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pada sila kelima Pancasila, mampu terwujud dan terealisasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun