Kimia analisis merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang berfokus pada metode dan teknik analisis kimia untuk melakukan identifikasi serta kuantifikasi suatu komponen dalam sampel. Cabang ilmu ini mempelajari tentang proses pemisahan dan ekstraksi, komposisi, struktur, sifat, serta pemanfaatan dan aplikasi dari suatu zat kimia. Proses analisis kimia sendiri dapat dilakukan secara sederhana/konvensional maupun menggunakan instrumen analisis yang canggih. Seorang analis kimia sangat dibutuhkan di berbagai bidang, termasuk lingkungan, industri, farmasi, kesehatan, dan lain sebagainya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia industri yang sangat pesat, membuat analis kimia menjadi peran yang sangat esensial dan krusial. Apa yang sebenarnya dipelajari oleh seorang analis kimia? Apa saja prospek kerjanya? Dapatkah peran ini digantikan oleh artificial intelligence (AI) di masa depan? Pertanyaan ini dapat terjawab melalui penjelasan berikut.
Mahasiswa jurusan Analisis Kimia (ANKIM) umumnya mempelajari berbagai aspek terkait identifikasi, kuantifikasi, dan karakterisasi suatu zat. Mata kuliah yang dipelajari mencakup kimia dasar, kimia organik, kimia anorganik, biokimia, kimia klinis, nanoteknologi, serta instrumen analisis modern seperti spektrofotometri dan kromatografi. Saat ini, terdapat banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan juga perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi/jurusan Analisis Kimia (atau jurusan dengan nama serupa). Mahasiswa dibekali keterampilan praktikum yang intensif untuk memastikan kemahirannya dalam menggunakan alat laboratorium dan metode pengujian. Analisis Kimia ini merupakan bidang yang memadukan teori, praktik, dan keterampilan teknis.
Lulusan Analisis Kimia memiliki prospek kerja yang luas karena hampir semua sektor industri membutuhkan tenaga analis. Industri pangan dan minuman memerlukan analis untuk menguji kandungan gizi, bahan tambahan, dan memastikan keamanan produk tersebut. Peran analis di dunia farmasi pun sangat penting, yakni untuk menjamin mutu obat, vaksin, dan berbagai produk kesehatan yang harus sesuai standar yang berlaku. Selain itu, analis kimia juga dibekali ilmu untuk melakukan analisis kimia klinis, yang hasil analisisnya dapat digunakan sebagai penegak diagnosis oleh dokter atau tenaga medis lainnya. Peluang kerja juga terbuka di sektor energi, pertambangan, migas, hingga laboratorium lingkungan yang fokus memantau kualitas air, udara, dan tanah sebagai bagian dari pengendalian pencemaran dan keberlanjutan.
Seorang analis kimia tidak hanya mampu untuk "menganalisis", karena realitanya, analis kimia juga dipersiapkan untuk dapat melakukan formulasi dan sintesis suatu produk. Tak hanya terbatas pada laboratorium konvensional, analis kimia juga memiliki kesempatan berkarier di bidang research and development (R&D), menjadi auditor mutu, konsultan laboratorium, hingga industri berbasis teknologi seperti bioteknologi, nanoteknologi, dan sensor kimia. Wirausaha pun sangat memungkinkan, contohnya dengan mendirikan laboratorium sendiri atau usaha di bidang kimia terapan. Kebutuhan konsumen akan produk berkualitas, aman, dan ramah lingkungan, membuat peran analis kimia akan selalu dibutuhkan dan memiliki nilai strategis di tengah perkembangan industri modern.
Perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan yang semakin canggih tetap tidak dapat menggantikan peran seorang analis kimia. AI memang dapat membantu mempercepat proses perhitungan dan otomatisasi instrumen, tetapi tidak mampu menggantikan intuisi, ketelitian, serta pertimbangan etis yang dimiliki manusia. Analis kimia tidak hanya membaca data, tetapi juga perlu menginterpretasikan dan menafsirkan hasil, menilai kejanggalan, menganalisis dan mengevaluasi kesalahan, serta mengambil keputusan yang menyangkut keselamatan, mutu produk, dan dampak lingkungan. Hal tersebut menjadi alasan utama mengapa lulusan Analisis Kimia tetap relevan, bahkan semakin dibutuhkan, di tengah era digitalisasi laboratorium. Oleh karena itu, analisis kimia dapat menjadi pilihan jurusan dengan prospek kerja yang menjanjikan di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI