Mohon tunggu...
Sri Wahyu Ningsih
Sri Wahyu Ningsih Mohon Tunggu... Ex Penulis yang Mulai Nulis Lagi

Hobi Traveling

Selanjutnya

Tutup

Financial

DP Rumah, Modal Usaha, dan Tabungan Sekolah dari MengEMASkan Indonesia

30 September 2025   14:30 Diperbarui: 30 September 2025   14:17 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto dua keping logam mulia Galeri24 Pegadaian dengan gramasi 1 gram Sumber : foto pribadi)

Baru mulai kerja, dengan gaji yang pas-pasan, Ibu sudah langsung mewanti-wanti untuk ‘menabung emas’. Ya, menyimpan uang tabungan dengan membeli Logam Mulia. Saya ingat betul, tahun 2012 Logam Mulia pertama yang saya beli 2 gram, belinya di Pegadaian Cirebon.

Pesan Ibu “Kalau ada rejeki lebih, beli Logam Mulia. Biar uangnya tidak dipakai, tetapi kalau suatu saat butuh, bisa langsung dijadikan uang”. Hasilnya, dari emas bertumbuh menjadi rumah, tambahan modal usaha, hingga tabungan sekolah anak.

Dari ‘keterpaksaan’ menabung emas itulah, Pegadaian mengEMASkan Indonesia. Bahkan, dari generasi ke generasi. Kenapa Pegadaian mengEMASkan Indonesia? Karena akses membeli logam mulia yang aman di daerah (kota atau kabupaten kecil) melekat dengan Pegadaian.

Dari Logam Mulia, Membeli Rumah 

Pertama kali membeli logam mulia, harga saat itu relatif murah, sekitar Rp 500 ribuan. Setahun menabung emas, Ibu menyarankan untuk mulai KPR rumah. “Duh uang darimana?!” batinku. Tapi lagi-lagi, tenyata saya beruntung punya Ibu yang melek investasi. “Nggak usah pusing bayar uang muka, kamu tinggal nyicil bulanannya saja,” kurang lebih beliau bilang begitu.

Ternyata, emas satu atau dua gram yang Ibu beli dari uang saya kirimkan selama setahun bekerja, dicairkan oleh Ibu untuk uang muka rumah. Memang, kalau bicara untung, baru setahun menyimpan emas tentu belum banyak keuntungannya. Namun, setidaknya uang tidak terpakai dan bisa cepat dicairkan menjadi fresh money  ketika dibutuhkan.

Jadilah, saya memiliki rumah usia 23 tahun. Deg-degan tidak bisa membayar tentu ada, kebiasaan untuk  menyisihkan uang menabung emas, dialihkan untuk mencicil KPR. Kalau tidak ada Pegadaian mengEMASkan Indonesia, mungkin sulit bagi saya memiliki rumah di usia muda.

(Foto dua keping logam mulia Galeri24 Pegadaian dengan gramasi 1 gram Sumber : foto pribadi)
(Foto dua keping logam mulia Galeri24 Pegadaian dengan gramasi 1 gram Sumber : foto pribadi)

Renovasi Rumah

Setelah menikah, kebiasan menabung emas saya tularkan ke suami. Saat pandemi covid melanda, saya dan suami cukup beruntung bisa membeli rumah di pinggiran Jakarta pada 2020 lalu. Lebih tepatnya di Kabupaten Bogor.

Uang tabungan sudah habis-habisan untuk membeli rumah secara cash. Namun, rumah yang dibeli adalah rumah lama, belum layak ditempati sehingga perlu di renovasi. Beruntung, di saat banyak orang menjual rumah dan kendaraan dengan harga dibawah pasaran, harga emas justru naik dua kali lipat.

Bermodalkan 10 gram emas yang saat membeli harga per gram-nya Rp 500 ribuan, saat covid kami jual harga per gram naik menjadi hampir Rp 1 juta. Uang tersebut yang kemudian kami gunakan untuk renovasi dapur sederhana.

Tambahan Modal Usaha

Pada perjalanan kehidupan, usaha suami sempat turun. Lagi – lagi, lewat Pegadaian mengEMASkan Indonesia menyelamatkan sumber pendanaan usaha suami yang bergerak dibidang clothing. Kali ini sedikit berbeda, jika sebelumnya mengenal MengEMASkan Indonesia hanya melalui logam mulia, kini dengan menggadaikan perhiasan mas kawin pernikahan.

Kenapa tidak dijual? Tentu bagi saya dan suami mas kawin tersebut memiliki nilai yang sangat berharga. Namun, kebutuhan modal untuk produksi barang menjelang Lebaran juga harus disegerakan. Solusinya, kami menitipkan mas kawin tersebut ke Pegadaian. Selepas Lebaran, perhiasan tersebut bisa kembali saya gunakan.

Lebih Praktis dengan Pegadaian Digital 

Sekarang, di usia pernikahan yang hampir 7 tahun. Fokus saya dan suami dalam menabung adalah untuk biaya pendidikan sekolah anak. Sejak anak usia 2 tahun, kami mulai menabung secara konvensional.

Sejujurnya, saya agak sedikit menyesal sih. Karena, di  usia anak yang sekarang hampir 6 tahun, harga emas sudah melonjak berkali-kali lipat. Ahh, coba kalau nabungnya hanya jangka setahun dan per tahun uang tersebut dijadikan logam mulia. Sekarang nilainya tentu sudah berkali-kali lipat.

Akhirnya, tahun ini kembali ingat mengEMASkan Indonesia. Yakni, dengan menabung logam mulia galeri24 dari Pegadaian yang harga beli dan jual kembalinya kompetitif. Selain membeli langsung ke galeri24, perjalanan menabung emas kini lebih mudah. Karena, Pegadaian mengEMASkan Indonesia dengan lebih luas dan mudah melalui Pegadaian Digital.

Saya membuka tabungan Pegadaian Digital sekitar tahun 2019, namun saat itu tidak seramai sekarang. Jadi, sempat saya ‘cuekin’ tabungan di Pegadaian Digital tersebut. Sekarang Pegadaian Digital yang bertransformasi menjadi Tring! by Pegadaian, sangat memudahkan saya untuk mengakses berbagai layanan Pegadaian.

Terutama, layanan Tabungan Emas dan Cicilan Emas. Bayangkan, bisa dengan mudah menabung emas tanpa harus punya uang banyak. Bisa dari recehan kembalian belanja harian. Serunya lagi, kalau logam mulia ketika butuh dana cash  kita harus ke galeri 24 dahulu untuk dijual, dengan Pegadaian Digital dapat langsung dicairkan ke rekening. Cepat dan sat set. Harganya pun dapat dilihat secara realtime, sehingga bisa langsung tahu berapa keuntungan atau dana yang akan didapatkan.

Kalau tetap menginginkan fisik logam mulia, emas yang ditabung di Pegadaian Digital juga dapat dicetak untuk kemudian dikirim ke alamat rumah. Jadi, menabung emas semakin menyenangkan. Dari uang yang sedikit demi sedikit ditabung emas, jika sudah mencapai jumlah gramasi yang bisa dicetak, tinggal mengajukan cetak fisik logam mulia.

Selain itu, sebagai pelaku usaha Pegadaian Digital juga memudahkan untuk  pengajuan pinjaman langsung dari aplikasi. Sebuah transformasi yang sangat layak untuk diapresiasi. Kalau dahulu harus cabang Pegadaian, kini semua layanan Pegadaian ada dalam genggaman tangan.

Pegadaian mengEMASkan Indonesia dari generasi ke generasi ini, akan saya ajarkan juga ke anak. Jika saya merasa beruntung punya Ibu yang melek invetasi, semoga anak saya juga merasa beruntung memiliki saya sebagai Ibu yang 'menularkan' semangat  Pegadaian mengEMASkan Indonesia. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun