Al-Qur'an punya jawabannya. Masyaallah...
Semua rumus diatas tentunya sudah ketetapan Allah SWT yang terangkum dalam :
قُلِ الْحَقَّ وَلَوْكَانَ مُرًّا
Artinya, "Katakan yang sebenarnya walau itu rasanya pahit"
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya." (QS. Al-Baqarah[2]:42)
Bahwa kesimpulannya sudah jelas dalam QS. Al- ayat dan perumpamaan rumus matematika.
- Bahwasannya antara hak dan batil tidak bisa disatukan. Karena ketika hak dan batil disatukan maka yang akan terlihat ialah batil dan hak tidak terlihat. Begitu pulak sebaliknya jika hal yng buruk dicampurkan dengan hal yang baik maka akan terlihat hal yang buruk.
- Dan jika suatu kebatilan kita katakan itu memang batil, maka itu termaksud sebuah perbuatan kejujuran atau kebenaran. Begitu pula sebalikya jika kebenaran atau hak kita katakan itu benar, maka itu suatu perbuatan kebenaran.
Rumus Pembagian
Allah Swt. berfirman,
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah sama dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai tumbuh 100 biji. Allah melipatgandakan (balasan) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah [2]: 261)