Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP 3 Lembang

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merawat Tetes Kehidupan

18 Mei 2024   07:15 Diperbarui: 18 Mei 2024   14:11 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Tim Adiwiyata SMPN 3 Lembang

SMPN 3 Lembang Kabupaten Bandung Barat telah melakukan langkah nyata dalam  mendukung program Adiwiyata dengan memanfaatkan limbah air wudhu dan air hujan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Program ini  melibatkan siswa, juga guru, dan seluruh warga sekolah.  Kerjasama tentang kepedulian terhadap lingkungan sekaligus mendukung pendidikan berkelanjutan.

Pemanfaatan Limbah Air Wudhu
Dalam kegiatan sehari-hari di SMPN 3 Lembang, ribuan liter air digunakan untuk berwudhu sebelum melaksanakan shalat. Air yang biasanya terbuang kini dialirkan ke sebuah kolam yang berisi tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes). Eceng gondok dipilih karena kemampuannya yang luar biasa dalam menyerap polutan dan mengurangi kadar logam berat di dalam air. Menjernihkan air.

Dr. Rini Susanti, seorang ahli lingkungan dari Universitas Padjadjaran, menjelaskan; 

"Eceng gondok adalah tanaman yang sangat efektif dalam menyerap zat-zat kimia berbahaya dari air. Dengan memanfaatkan tanaman ini,  tidak hanya mengurangi limbah air wudhu, tetapi juga meningkatkan kualitas air yang nantinya dapat digunakan kembali."(Eco-Friendly Practices in Educational Institutions.2018.hal. 78)

Penampungan Air Hujan

Selain pemanfaatan limbah air wudhu, SMPN 3 Lembang juga mengimplementasikan sistem penampungan air hujan. Air hujan yang ditampung digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menyiram tanaman di kebun sekolah dan membersihkan area sekitar sekolah. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya sekolah dalam mengurangi ketergantungan pada air tanah.
 
Ibu Dwi Fatwati Rahayu, guru Biologi di SMPN 3 Lembang, menjelaskan, "Sistem penampungan air hujan ini sangat bermanfaat, terutama saat musim kemarau. Kami bisa menjaga keberlangsungan kebun sekolah tanpa harus khawatir kekurangan air. Selain itu, para siswa jadi belajar secara langsung tentang pentingnya konservasi air."

Kolaborasi Siswa dan Guru

Program Adiwiyata di SMPN 3 Lembang tidak akan berhasil tanpa partisipasi aktif dari para siswa dan guru. Kegiatan ini melibatkan seluruh warga sekolah melalui berbagai aktivitas, seperti sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan air, lomba kebersihan kelas, dan proyek ilmiah mengenai daur ulang air.

Maude Barlow, Ketua Dewan Kanada dan penulis "Blue Covenant The Global Water Crisis and the Coming Battle for the Right to Water", menjelaskan:

"Kita harus melihat air sebagai hak asasi manusia dan sumber daya yang harus dilindungi. Praktik konservasi seperti penampungan air hujan dan penggunaan kembali air limbah adalah langkah-langkah esensial dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan adil bagi semua."(Barlow, 2007, p. 47)

Dampak Positif bagi Lingkungan dan Pendidikan

Inisiatif ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberikan pembelajaran berharga bagi siswa tentang pentingnya menjaga dan mengelola sumber daya alam dengan bijak. Keterlibatan dalam kegiatan nyata seperti ini memberikan pengalaman praktis yang mendukung teori yang dipelajari di dalam kelas.


Prof. Bambang Supriyadi, pakar pendidikan lingkungan, menyatakan:

"Program seperti ini sangat penting karena mengajarkan siswa tentang konsep keberlanjutan secara langsung. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga melihat dan merasakan dampak positif dari tindakan mereka terhadap lingkungan."(Environmental Education for Sustainable Development.2015. hal. 103)

Kegiatan pemanfaatan limbah air wudhu dan penampungan air hujan di SMPN 3 Lembang adalah contoh nyata bagaimana pendidikan dan kepedulian lingkungan dapat berjalan beriringan. Melalui program Adiwiyata ini, sekolah tidak hanya berhasil mengelola sumber daya air dengan lebih baik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting tentang keberlanjutan kepada para siswa.

Ingatan saya kembali pada masa lalu, masa kecil ketika beramai ramai menikmati hujan bersama teman-teman dan sebuah komposisi karya Ibu Soed mengalun di telinga saya:

Tik tik tik bunyi hujan di atas genting
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok dahan dan ranting
Pohon dan kebun basah semua
...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun