Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mengelola Uang THR agar Jadi Berkah

6 Juni 2018   21:26 Diperbarui: 6 Juni 2018   21:39 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

THR bagi kami hanya masa lalu, kala suami masih kerja di suatu perusahaan.  Kalau sekarang sih kerja yang giat saja, jangan boros sehingga lebaran saat libur dari aktifitas kerja,  dapur  masih bisa ngebul. Dan kebutuhan lebaran serta zakat tercukupi. Itu saja yang diharap gak pakai THR-THRan gak apa-apa. Tapi kalau ada yang mau ngasih ya Alhamdulillah.

Penerimaan THR yang dibarengi dengan penerimaan gaji ke-13  bagi pegawai negeri tahun ini tentu menjadi berita sedap, yang angin segar untuk yang menerimanya. Namun bagaimana dengan pengelolaannya. Kalau tidak benar-benar disiplin pada pos-pos yang sudah direncanakan, bisa membuat terlena dengan isi dompet  yang gendut, jadi lupa dan kalap berbelanja, bisa-bisa yang ada malah  tekor.  Bukannya untung tapi malah buntung.

Para penerima THR dan gaji ke-13 buat ASN atau bonus tahunan ( buat karyawan swasta yang biasanya juga memberikan bunus tahunan juga, diluar THR). Tentu sudah bisa memperkirakan kisaran dana yang akan diterimanya. Sebaiknya sudah merencanakan jauh --jauh hari dengan memisahkan uang pada pos-pos tertentu. Karena saat ini lebaran bertepatan dengan pergantian Tahun Ajaran Baru. 

Bagi yang masih mempunyai putra-putri yang masih sekolah maupun kuliah, tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi bila sang putra sedang memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi. Biaya pendidikan yang tinggi tentunya sudah dirancang jauh-jauh hari bukan tiba-tiba mengandalkan dari THR belaka. Bersyukur kalau sudah mempunyai tabungan pendidikan atau pos pendidikan yang kita sisihkan tiap bulannya, tapi kalau belum dan semua serba mendadak. 

Bisa gak jadi lebaran tuuh. Tetapi mungkin lain cerita buat yang bergaji tinggi, dan tentu berbonus tahunan tinggi pula. Sekali terima bonus kisaran ratusan juta...wow. Biar mereka bahas sendiri kalau yang golongan seperti ini. Karena yang kita bicarakan untuk mereka yang karyawan biasa dan bergaji biasa saja....

Selain biaya untuk pendidikan putra-putri kita, tentu disaat lebaran ini adalah saat yang tepat untuk berbagi. Baik kepada keluarga sendiri , sanak kerabat dan jangan lupa pos untuk zakat. Selain ada zakat fitrah masih ada zakat maal yang harus kita bayarkan bila kekayaan kita udah melewati batas untuk mengeluarkan zakat. Mumpung terima THR nya masih dalam bulan Ramadan alangkah baiknya bila pos untuk zakat dan sedekah kita perbanyak. Agar rejeki kita semakin berkah, dan bermanfaat bagi banyak orang dan bagi diri sendiri, karena zakat juga membersihkan harta benda kita dan diri kita dari sifat kikir.

Setelah amplop untuk pos-pos penting terisi, barulah kita membagi untuk kebutuhan lebaran lainnya, misalnya untuk makanan pas hari rayanya, dan juga kue-kue kering untuk tamu yang berkunjung di rumah kita saat lebaran tiba nanti.

Bagi yang harus mudik disaat lebaran, karena masih ada orang tua yang harus dikunjungi, persiapkan segela sesuatu jauh-jauh hari sebelumnya. Baik tiket, oleh-oleh yang akan dibawa dan lain sebagainya. Kalau tak harus kumpul keluarga di kampung, bisa juga mudik diganti saat liburan lainya, yang transportasi tak begitu penuh.

Untuk baju lebaran, usahakan dan  biasakan beli bajunya bulan-bulan sebelum Ramadan tiba, jadi kita tidak perlu lagi berdesak-desakkan ke mall, hanya untuk hunting baju baru untuk lebaran. Karena selain harga sudah banyak yang dinaikkan, juga kurang nyaman belanja sambil berdesak-desakan. Dan bayar di kasir juga ngantri panjang. Malas bukan.

Di akhir tulisan ini, saya sampaikan ada pos paling penting dan kita utamakan adalah kewajiban membayar hutang dulu setelah menerima THR, baru kita bagi menjadi pos-pos seperti tersebut di atas. Karena hutang sifatnya sangat penting untuk segera dilunasi, agar hidup kita lebih ringan dikemudian hari. Walaupun begitu  usahakan kita selalu dalam posisi tidak punya hutang, dalam bentuk apapun, kecuali benar-benar kepepet, cari hutang yang  aman, tidak bunga berbunga. Namun saya berharap pembaca di sini memang dalam posisi tak punya hutang. Sehingga pos membayar hutang bisa dihilangkan pada waktu kita menerima THR.

Dampak yang jelas setelah penerimaan THR dimana-mana, adalah harga-harga semua kebutuhan sehari-hari dan lebaran naik semua. Naah inilah duka buat yang tak mendapat THR, karena bagaimana pun kita terkena imbasnya juga. Walau manis THR telah terlupakan. Ngeneskan, gak juga. Biasa saja kok. Semua disyukuri, Alhamdulillah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun