Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peran Pustakawan untuk Menyambut Mahasiswa Baru

10 Agustus 2018   23:41 Diperbarui: 11 Agustus 2018   21:33 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto: Klasika - Kompas.Id

Sudah menjadi kebiasaan Rektor dan jajarannya secara resmi menerima mahasiswa baru (maba), dalam suatu upacara di tanah lapang dengan mengenakan jaket almamater. Bangga, bahagai, lega, puas, telah berhasil masuk dalam lubang jarum yang sangat kecil, mengingat persaingan super ketat, apalagi di departemen/program studi, jurusan, fakultas, universitas favorit dan ternama. 

Tempat kuliah sebagai wahana pengemblengan mental, daya juang, lahir batin, dan proses pembelajaran para maba. Dalam suatu angkatan, teman-teman maba berasal dari berbagai daerah, kelas sosial, agama, suku, bahasa, yang berbeda dan maba dituntut cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. 

Apalagi para maba itu telah mempunyai prestasi akademik dan pengalaman banyak sejak dari bangku SD, SMP, SMA/SMK. Kondisi ini menjadi ujian mental, tempaan tersendiri, bagi yang tidak kuat mental dapat minder, kurang percaya diri, dan akhirnya menarik diri.

Tempaan mental, lahir batin, dan cerdas mengambil sisi positifnya dengan bergabung belajar bersama, dan mandiri, disertai doa dan usaha keras, menghasilkan lulusan yang dengan kompetensi dan daya saing tinggi untuk masuk di dunia kerja. Berbekal ilmu dari para dosen , pengalaman selama kuliah, mengasah kompetensi diri, sehingga tidak perlu mencari pekerjaan karena pekerjaan yang akan mendatanginya. 

Tinggal menentukan pilihan bekerja di perusahaan, BUMN, perkantoran negeri dan swasta yang bonafit dengan gaji besar, fasilitas enak dan menggiurkan. Ini kenyataan, lulusan S1 "fresh graduate" diterima di perusahaan multinasional, gaji pertama sepadan dengan gaji orang tuanya yang telah bekerja 26 tahun sebagai pegawai pemerintah. Fasilitas yang didapat mobil baru dari dealer, jadi jangan kaget ketika wawancara ada pertanyaan "dapat setir mobil ?"

Dalam hal ini tidak dapat menafikan ada peran selain dari para dosen yang telah memberi ilmu, juga  semua tenaga kependidikan (tendik) di suatu universitas. Semua mempunyai kontribusi  yang berbeda sesuai dengan bidang tugasnya. Ketika mengurus KRS, beasiswa, mata kuliah, nilai ada peran dari tendik bagian akademik dan kemahasiswaan. 

Tendik di jurusan juga sering sebagai mediator dengan dosen untuk ujian proposal, skripsi, tanda tangan, dan bagian keuangan, urusan pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Tendik perlengkapan yang memfasilitasi ketika ada acara unit kegiatan mahasiswa (UKM). Serta tidak kalah perannya adalah pustakawan yang memberi pelayanan berkaitan dengan penelusuran informasi di perpustakaan. Peran yang diberikan pustakawan untuk menyambut maba adalah:

  1. Secara intensif memberi bimbingan, arahan, pendampingan kepada maba untuk dapat memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang disediakan perpustakaan. Bila ada maba yang masuk perpustakaan, karena di ruangan baru, asing, maka pustakawan yang tanggap dan sigap menyapa dengan menanyakan:"apa yang bisa kami bantu", dengan ramah, sopan, senyuman, dan memberi penjelasan seperlunya (kewajiban dan hak sebagai anggota perpustakaan, tata tertib).
  2. Memberi pelayanan dan penjelasan cara untuk verifikasi anggota perpustakaan, saat ini dengan sistem informasi data maba dari bagian akademik sudah dapat di "link" kan ke perpustakaan, sehingga maba tidak perlu mengisi formulir-formulir yang ribet dan birokratis. Cukup menyebutkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), maka data maba akan muncul semua, tinggal melakukan verifikasi dan saat itu juga sudah bisa memanfaatkan fasilitas perpustakaan.   
  3. Sigap membantu cara melakukan penelusuran informasi baik cetak maupun digital, menunjukkan jaringan yang terkait dengan bidang ilmu yang dipelajari di bangku kuliah. Maba saat masih di SMA yang jarang berkunjung ke perpustakaan karena selain jam buka perpustakaan sekolah masih terbatas pada jam sekolah, "image" pustakawan yang masih negatif (galak, penuh curiga, cuek, jutek).
  4. Memberi pelayanan untuk melakukan penelusuran jurnal-jurnal internasional yang telah dilanggan dengan biaya milyaran rupiah. Dalam jurnal-jurnal itu banyak teori baru dari hasil penelitian para ilmuwan di seluruh dunia.
  5. Melakukan penelusuran untuk judul-judul hasil penelitian (disertasi, tesis , skripsi) melalui koleksi repository (koleksi khas yang dimiliki oleh universitas/institut berupa hasil penelitian, karya ilmiah, materi seminar). Tujuannya agar tidak terjadi duplikat judul penelitian, dan dapat menjadi referensi penelitiannya.
  6. Memberi jasa pengecekan dengan program anti plagiat tentang tugas-tugas kuliah, penelitian, dan tulisan berupa karya ilmiah sebagai upaya preventif terhindar dari tindakan plagiat, yang dapat merugikan penulis yang karyanya di plagiat maupun pelaku plagiat.
  7. Memberi penjelasan tentang unggah mandiri hasil penelitian sebagai salah satu syarat untuk wisuda dengan surat bebas pustaka dan sudah tidak mempunyai pinjaman buku, denda yang masih terutang.
  8. Pustakawan dengan prinsip memberikan pelayanan prima yang berbasis teknologi informasi, dengan tulus, ikhlas, senang, memberi pelayanan kepada maba sebagai calon pemimpin bangsa.   
  9. Selalu menjalin komunikasi yang menyenangkan sehingga para maba senang berkunjung ke perpustakaan (walaupun sudah ada internet), perpustakaan masih diperlukan karena dapat menjadi rumah ke dua bagi para maba yang aman, nyaman (ber AC), dan menyenangkan dengan keramahan pustakawan.
  10. Pustakawan dalam memberikan pelayanan pantang melakukan diskriminasi kepada maba, tanpa membedakan agama, warna kulit, asal usul, bahasa, pandangan politik, bahkan maba bidikmisi pun harus mendapat fasilitas yang sama dengan maba yang tidak bidikmisi.

Demikian peran pustakawan di Perguruan Tinggi untuk maba, yang setiap tahun selalu bertemu dengan maba, itu sangat menyenangkan. Jadi para pustakawan perlu menyiapkan program-program inovatif  yang intinya untuk memberikan pelayanan kepada maba dengan cepat, tepat dan akurat. 

Ada atau tidak ada nilai rupiah, mengingat para maba sudah membayar UKT, yang nilainya jutaan. 

Yakinlah ketika para maba itu sudah meninggalkan kampus, dan menjadi pimpinan akan selalu mempunyai kenangan yang indah dengan para pustakawan yang memberi pelayanan dengan baik, ikhlas dan menyenangkan.

Yogyakarta, 10 Agustus 2018 Pukul 23.38

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun