Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan featured

Investasi Bodong Pasti Bohong

10 Maret 2018   10:13 Diperbarui: 16 Januari 2020   13:51 3264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thinkstock

Di salah satu bank pemerintah daerah di tembok tempat parkir ada spanduk bertuliskan: "Investasi Bodong Pasti Bohong". Tulisan di spanduk itu dibuat oleh bank dengan maksud agar masyarakat berhati-hati dan tidak mudah terkecoh rayuan untuk menginvestasikan uangnya. 

Berdasarkan realita, sudah sering ada korban investasi tidak jelas alias "bodong" dan sangat merugikan. Investasi "bodong" ini menyasar orang-orang yang ingin cepat bertambah pundi-pundinya, tanpa kerja keras dan cerdas.

Siapapun bisa menjadi korban penipuan dengan cara investasi berupa uang, yang diserahkan kepada orang yang telah dikenal baik (saudara, teman kerja, sahabat, dan lain-lain). 

Calon korban tidak pernah menyadari bahwa ini modus penipuan berkedok investasi. Orang yang tertipu (korban), suatu saat menjadi penipu karena sudah masuk dalam "sindikat" investasi bodong.

Walaupun di media massa (cetak dan elektronik) sering memberitakan korban penipuan investasi bodong, namun sampai saat ini sindikat ini terus menyebarkan "rayuan maut" berupa janji-janji yang sangat menggiurkan dengan bunga besar dan tidak masuk akal tiap bulannya.

Korban pun terus bertambah, yang dapat mempengaruhi perekonomian keluarga di Indonesia. Dikatakan investasi "bodong", karena tidak jelas siapa pengelola/yang bertanggung jawab, alamat/domilisi, kegiatan yang dilakukan, pembagian keuntungan, aturan main, dan tidak ada bukti transaksi. 

Bukti penyerahan uang/transaksi hanya berdasarkan kepercayaan, sehingga sangat rentan dengan tipu daya.

Orang yang berinvestasi telah menjadi korban kepiawian omongan manis yang bombastis, sehingga mudah percaya dan tidak sadar tertipu. Dalam benaknya hanya terpikir mendapatkan untung besar, cepat, dan mudah. 

Secara matematis investasi bodong "seakan" lebih untung dibanding menabung/deposito di bank. Bagi orang yang labil prinsip hidup dan kurang memahami hukum agama, kondisi ini menjadi sasaran empuk para "petualang" investasi. Untuk meyakinkan calon korban, biasanya ada testimoni dari tokoh-tokoh orang berpengaruh.

Masalah terjadi bila pengelola sudah mempunyai "ikhtikad tidak baik dan tidak jujur", uang yang sudah terkumpul, dioperkan ke pihak lain, dibawa kabur oleh pengelolanya, atau dibelikan aset agar mendapat sebutan "orang kaya baru/OKB". 

Dalam masyarakat yang semakin hedonis ini, kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Orang kaya harta lebih dihormati dan disenangi daripada kaya ilmu, dan berakhlak mulia, jujur tapi miskin harta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun