Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat Kasih untuk yang Tercinta: Bahasa Cintaku kepada Suami

9 Februari 2021   16:42 Diperbarui: 9 Februari 2021   20:30 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary aku ingin membuat surat kasih kepada suamiku sebagai bahasa cinta yang tak mampu aku ucapkan langsung. 

Dear suamiku,

Tidak terasa kita sudah bersama selama tujuh belas tahun, aku sendiri bukan typical cewek romantis dengan kata-kata, cewek yang suka ngebucin. Dirimu juga demikian, tetapi, aku yakin, kita saling mencintai, saling menyayangi.

Tujuh belas tahun bukan waktu sebentar untuk saling memahami dan saling mengerti. Aku sangat bersyukur walaupun hanya dengan tangan pendek tanpa jari jemari, kau sanggup menuntun aku dan anak-anak kita ke jalan yang lebih baik. Walaupun dengan kaki kiri semata, kau sanggup melangkah bersama menuju surga-Nya.

Aku selalu mengingatnya ketika Tuhan mempertemukan kita. Kau mampu menjadi imam shalatku hanya dengan kaki kiri. Saat itu aku hanya memiliki setengah keyakinan kalau kau mampu menjadi imamku selamanya. Dalam tujuh hari aku tanyakan kepada Tuhan, adakah separuh lagi keyakinan untuk menerimamu menjadi imam?

Menjadi seorang imam dalam keluarga sama seperti seseorang yang memegang kepemimpinan dalam suatu daerah. Tugas dan tanggung jawabnya pun sama beratnya, yang membedakan jika dalam suatu daerah ada syarat harus sehat jasmani. Untuk menjadi imam, pemimpin keluarga, sehat jasmani, bukan menjadi syarat mutlak.

Tuhan menciptakan manusia dengan sempurna, kecacatan fisik di mata manusia itu membuktikan kesempurnaan Tuhan. Liat saja dengan terbatasnya fisik, suamiku kaumampu menembusnya, kaumampu beraktivitas seperti manusia pada umumnya, seperti laki-laki pada umumnya. Tuhan menciptakan dirimu bukan tanpa alasan. Alasan utama tentu untuk beribadah.

Menikah itu salah satu ibadah. Karena Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Tidak ada alasan bagiku menolak ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Begitu juga dirimu, tak ada alasan menghindar dari pilihan-Nya. Kita dipertemukan untuk saling melengkapi, saling mengingatkan, saling menyayangi, saling mencinta karena dasar menikah kita adalah untuk meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.

Tidak terasa sekarang kita sudah bersama selama tujuh belas tahun. Bahasa kerennya sweet seventeen, tetapi apa perjalanan kita sekeren itu? Ah tidak ada rumah tangga yang tanpa konflik. Mampu bertahan karena kita bisa melewati setiap konflik.

Sweet seventeen itu angka yang dinanti pada usia remaja. Angka menuju kedewasaan, melepas kemanjaan. Sweet seventeen bagiku, memiliki makna yang sama dengan usia remajaku dulu. Melepas keegoisan di masa sebelumnya, menyambut perjalanan panjang menuju kedewasaan.

Selama tujuh belas tahun, aku telah dihadiahi berbagai hal, termasuk anak-anak yang shalih dan shalihah. Mereka menerima segala kekurangan dan kelebihanmu dengan penuh cinta kasih. Sungguh, itu adalah anugerah yang tak ternilai bagiku. Selamat Ulang Tahun Pernikahan ke-17, Suamiku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun