Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani N dideso

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Love

Self Love : "Seberapa Sulit Mencintai Diri Sendiri?"

19 Januari 2021   21:17 Diperbarui: 20 Januari 2021   10:44 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Self Love

Self Love kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri sangat berbeda dengan mengagumi diri sendiri. Kagum terhadap diri sendiri lebih kepada menyombongkan, membanggakan apa yang ada pada diri. Sedangkan mencintai diri sendiri itu berasal dari hati dan jiwa untuk lebih bersyukur dengan segala kelebihan, dan menerima semua kekurangan.

Tidak bisa dipungkiri pada titik tertentu seseorang  sering merasa kurang, membandingkan dengan yang lebih tinggi, merasa apa yang terjadi tidak adil. Namun, jika kita memiliki prinsip untuk mencintai diri sendiri, hal-hal tersebut akan segera dihilangkan. Memang sangat sulit mencintai diri sendiri dari pada mencintai orang lain.

Bunda Hellen Patraliza menceritakan pada titik tertentu dia sangat putus asa dengan kondisi yang dialaminya. Perasaan tidak adil pernah mengotori hatinya ketika pada usia muda yakni 45 tahun menderita hemiparesis, kelemahan pada salah satu anggota tubuh yakni tangan kanan.

Sebuah pukulan berat bagi Bunda Hellen. Sebelumnya bisa lincah menari dan mengajari menari kepada anak didiknya di salah satu SMA, seketika lemas tak berdaya. Tubuhnya yang gemulai menjadi lunglai.

Julie Hanks, LCSW, seorang terapis dari PsychCentral mengatakan bahwa, "Mencintai diri sendiri bisa diawali dengan bersahabat dengan diri sendiri yaitu memperhatikan kebutuhan fisik, rohani psikis dan mental." Hanks juga menyarankan Anda untuk memprioritaskan aktivitas yang membuat Anda senang dan bahagia. Tidak perlu yang muluk-muluk, kesenangan dan kebahagiaan bisa didapat dari hal kecil. (HelloSehat.Novita)

Begitu juga dengan Bunda Hellen, dengan kondisi yang masih belum sembuh seratus persen, dia berusaha mengenali dirinya, apa yang harus dilakukan, apa kebutuhannya dan apa yang dia suka atau tidak.

Menari bukan lagi kesukaan atau kebutuhannya untuk bahagia, dia menemukan sesuatu yang bisa membuatnya tetap bahagia yakni menulis. Dengan bahagai akan meningkatkan terbentuknya imun atau kekebalan tubuh  sehingga mempengaruhi kepada kesehatannya. "Aku tidak ingin bersedih lagi, telah kubuang jauh-jauh rasa minder yang pernah menghampiri. Demi keluarga aku ingin bahagia, ingin berkarya walaupun dengan segala kekurangan!" ujar Bunda Hellen dalam bukunya.

Jika kita mencintai diri sendiri, tak ada kata sulit untuk melakukannya dari sekarang. Aku setuju dengan apa yang dilakukan Bunda Ellen dengan menulis dapat merasakan kebahagian.

Dalam ruang menulis.id, Pak Cahyadi Takariawan menuliskan, "Menulis kebahagian akan berdampak menambah kebahagian. Hal ini telah dibuktikan dengan studi yang dilakukan oleh Burton dan King (2004). Burton mengembangkan expressive writing dengan menuliskan peristiwa-peristiwa positif yang membagiakan. Para peserta percobaan diminta menuliskan hal-hal positif yang dijumpai dalam kehidupan. Mereka menulis 20 menit setiap harinya selama tiga hari berturut-turut, dan hasilnya dievaluasi."

Diri kita punya hak untuk bahagia, untuk dicintai karena Islam pun mengajarkan supaya kita mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Mencintai diri sendiri adalah sebuah amanah dari Allah Swt. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun