Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Surga Hortikultura namun Getol Impor

5 Mei 2024   16:19 Diperbarui: 6 Mei 2024   07:09 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buah impor asal China (KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)

Komoditas hortikultura langganan impor yang sebelumnya harus menggunakan RIPH misalnya adalah buah-buahan segar untuk konsumsi dan bahan baku industri, bawang putih, serta sayur-sayuran lainnya.

Masyarakat perlu mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan secara teratur untuk mengatasi kekurangan gizi mikro banyak terjadi di negeri ini. Budaya makan sayur terhadap anak usia dini sekarang ini sangat memprihatinkan.

Pola makan anak-anak kita telah bergeser kearah makanan kemasan plastik yang miskin gizi dan kandungan zat-zat pembentuk tubuh yang sangat vital. 

Dampaknya, berbagai penyakit serius seperti leukemia, penyakit mata, dan lain-lainnya sekarang ini menduduki prosentase yang cukup tinggi.

Fakta juga telah menunjukkan bahwa kekurangan gizi mikro seperti yodium, zat besi, vitamin A dan lain-lain pada saat ini juga terus bertambah hampir merata di setiap provinsi termasuk di kota-kota besar.

Di sisi yang lain, tanah air Indonesia merupakan surga sayur mayur dan buah-buahan yang sangat strategis untuk mengatasi berbagai problema diatas. Begitu juga dengan tradisi budaya kita yang memiliki kekayaan kuliner yang menyajikan berbagai aneka menu masakan sayur mayur.


Sangat memprihatinkan bahwa volume impor hortikultura terus meningkat dan terus menyedot devisa negara serta menghilangkan kesempatan berusaha anak bangsa.

Hortikultura merupakan paradoks bagi Indonesia yang mestinya bisa menjadi surga penghasil buah-buahan dan sayuran. Menghadapi serbuan impor hortikultura perlu solusi yang mendasar dengan cara menggenjot produk domestik lewat program menanam aneka hortikultura di pekarangan rumah rakyat.

Masalah hortikultura semakin kompleks karena adanya pelonggaran impor sejumlah produk hortikultura dan pertanian karena tuntutan Amerika Serikat di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hal itu menjadi salah satu penyebab meningkatnya impor komoditas pertanian selama ini.

Program tanaman pekarangan juga bisa mengatasi kebutuhan ibu rumah tangga terhadap bumbu dapur. Sudah waktunya pemerintah menggalakkan program intensifikasi atau pemanfaatan lahan pekarangan secara efektif untuk menanam hortikultura dan tanaman pangan lainnya.

Dengan tersedianya aneka benih dan polibag yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat maka pekarangan rumah rakyat yang kosong bisa menjadi produktif dan bernilai tambah ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun