Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mafianya Sudah Ditangkap, Kok Minyak Goreng Masih Mahal?

21 April 2022   08:52 Diperbarui: 21 April 2022   09:22 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme harga minyak mahal / Sumber: supingi gendut - Pinterest

Baru baru ini diumumkan bahwa 4 orang mafia minyak goreng sudah tertangkap. Mereka terdiri dari 1 orang dari pemerintahan, yaitu Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, dan 3 orang lainnya dari perusahaan CPO swasta. Nama nama mereka banyak bersliweran di media massa. 

Itu berita yang cukup melegakan dan menggembirakan. Janji Menteri Perdagangan M. Luthfi untuk mengumumkan nama nama tersangka mafia migor terpenuhi, walaupun meleset berhari hari dan pihak Kejaksaan yang mengumumkannya. 

Hanya sayangnya, penangkapan para mafia itu ternyata tidak menyelesaikan masalah. Harga migor, terutama yang premium, tetap tinggi. Rata rata 25 ribu/liter atau 2 kali lipat dari harga sebelumnya. 

Padahal ketika oknum kemendag yang memberi ijin ekspor minyak sawit mentah ( CPO) sudah ditangkap, mestinya tidak ada lagi bahan baku migor berlabel 'selundupan tapi resmi' yang dikirim ke luar negeri. Artinya CPO yang menjadi jatah untuk konsumsi dalam negeri tetap terjaga. 

Demikian pula ketika pihak swasta sudah diamankan. Seharusnya juga tidak ada lagi perusahaan nakal yang ingin meraih untung sebanyak banyaknya dengan menaikkan volume ekspor karena harga lebih tinggi. 

Namun, logika umum tidak selalu seiring dengan logika bisnis. Harga migor tetap saja tinggi. Ibaratnya penjahat sudah ditangkap tetapi kejahatan tetap masih ada. 

Jika alasan perusahaan menaikkan harga migor karena menyesuaikan harga pasar, sebenarnya jatah mereka untuk memenuhi pasar domestik hanya 20% dari total produksi. Hal itu sesuai dengan kebijakan domestic market obligation (DMO) yang dikeluarkan Kemendag. Dengan demikian masih ada banyak keuntungan yang bisa diraih dari 80% produk yang diekspor oleh perusahaan CPO.

Jika perusahaan tersebut membandel atau melakukan upaya ilegal berkomplot dengan oknum pemerintah, orang akan bertanya tanya ; "Apa kontribusimu untuk bangsa Indonesia saat rakyat dalam kesulitan memenuhi kebutuhan migor?"

Kita memang tidak bisa meminta nasionalisme mereka karena kenyataanya banyak perusahaan Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh asing. Namun karena tumbuh dan besar di Indonesia, mestinya mereka juga ikut berkontribusi mengurangi kenaikan harga dan kelangkaan migor. 

Migor bagi rakyat Indonesia sudah menjadi kebutuhan pokok dan strategis. Buktinya langkanya migor menjadi salah satu mesiu demo mahasiswa 11 April 2022 lalu.

Untung demo itu bisa diatasi dengan baik oleh pemerintah serta dicueki masyarakat. Apabila demo tersebut semakin membesar dan menimbulkan kerusuhan seperti peristiwa tahun 1998 silam, apa semuanya tidak rugi? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun