"Taktik Assume the Close: Ketika Dianggap Sudah Sah, Padahal Baru Ngobrol"
Pernah nggak ketika kamu baru mau pesan kopi di kafe, Eh trus baristanya bilang,
"Mau yang latte ukuran besar atau ekstra besar, Kak?"
Padahal kamu masih mau lihat katalog. Tapi karena si barista ngomongnya udah kayak kamu pasti beli, kamu pun reflek jawab, "Yang besar aja deh." Dan... boom! kamu masuk perangkap taktik Assume the Close. Nah, taktik ini ternyata bukan cuma berlaku buat kopi. Di dalam dunia ekspor-impor, ini jadi senjata rahasia para negosiator kawakan. Bahkan, bisa jadi penyelamat ketika klien luar negeri mulai banyak mikir kayak mantan yang galau.
Berikut ini beberapa contoh kasus di Ekspor-Impor yang berkaitan dengan taktik Assume The Close :
Andi adalah salah satu eksportir kopi yang sedang negosiasi dengan salah satu buyer, di Spanyol. Sebut saja Mr. Robert Namanya.
Mr. Robert : *"Harga $5/kg masih kemahalan..."*
Andi (sambil ketik cepat): *"Oke, saya catat PO-nya 10 ton pakai FOB Jakarta. Oh, perlu sertifikat organik juga kan?"
Mr. Robert (terkejut): "Eh, tunggu" FOB boleh juga
Andi : "Saya kasih diskon 2% kalau bayar dalam 7 hari. Payment Transfer By Letter of Credit atau Cash atau DP Min 30% sisanya cash?"
Mr. Robert : "Saya lebih suka point 2, DP 40% ............"