Mohon tunggu...
Sri Handoko Sakti
Sri Handoko Sakti Mohon Tunggu... DOSEN

HOBY MUSIC, MEMBACA , HIKING

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Taktik Assume The Close : Ketika negosiasi ekspor impor dianggap sudah sah, padahal belum lama ngobrol

22 Juli 2025   22:07 Diperbarui: 22 Juli 2025   22:07 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://shawncasemore.com/assumptive-close/

"Taktik Assume the Close: Ketika Dianggap Sudah Sah, Padahal Baru Ngobrol"

Pernah nggak ketika kamu baru mau pesan kopi di kafe, Eh trus baristanya bilang,
"Mau yang latte ukuran besar atau ekstra besar, Kak?"

Padahal kamu masih mau lihat katalog. Tapi karena si barista ngomongnya udah kayak kamu pasti beli, kamu pun reflek jawab, "Yang besar aja deh." Dan... boom! kamu masuk perangkap taktik Assume the Close. Nah, taktik ini ternyata bukan cuma berlaku buat kopi. Di dalam dunia ekspor-impor, ini jadi senjata rahasia para negosiator kawakan. Bahkan, bisa jadi penyelamat ketika klien luar negeri mulai banyak mikir kayak mantan yang galau.

Berikut ini beberapa contoh kasus di Ekspor-Impor yang berkaitan dengan taktik Assume The Close :

Andi adalah salah satu eksportir kopi yang sedang negosiasi dengan salah satu buyer, di Spanyol. Sebut saja Mr. Robert Namanya.

Mr. Robert : *"Harga $5/kg masih kemahalan..."*

Andi (sambil ketik cepat): *"Oke, saya catat PO-nya 10 ton pakai FOB Jakarta. Oh, perlu sertifikat organik juga kan?"

Mr. Robert (terkejut): "Eh, tunggu" FOB boleh juga

Andi : "Saya kasih diskon 2% kalau bayar dalam 7 hari. Payment Transfer By Letter of Credit atau Cash atau DP Min 30% sisanya cash?"

Mr. Robert : "Saya lebih suka point 2, DP 40% ............"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun