Teknik Columbo dalam Negosiasi Ekspor-Impor: Cara Santai Menghadapi Dunia Perdagangan Internasional
Coba anda bayangkan ketika kamu sedang duduk di meja negosiasi yang elegan di sebuah hotel dengan ruang rapat yang mewah. Di depan meja kamu, ada pengusaha besar yang tampak sangat percaya diri, mungkin sambil memainkan kalkulator di tangannya. Dia bicara soal kualitas, standar, dan harga dengan logika sekaku jadwal kereta api Swiss. Kamu mulai merasa sedikit tegang, tapi kemudian... kamu ingat satu hal "Jangan khawatir, ini bukan acara kompetisi debat, ini hanya negosiasi perdagangan internasional, Lalu, tiba-tiba Anda keluarkan jurus: "Maaf, saya agak bingung nih... Bisa dijelaskan lagi kenapa harga harus segitu?"
Itulah Teknik Columbu, yang selalu menang dengan berpura-pura "kurang paham" tapi bikin lawan ngomong terus sampai kedoknya terbuka. Dalam perdagangan internasional, jurus ini bisa jadi senjata rahasia buat bongkar info, dapet konsesi, atau sekadar bikin buyer yang galak jadi lebih human. Teknik ini terinspirasi dari karakter detektif terkenal dalam serial TV "Columbo" yang diperankan oleh Peter Falk. Columbo, si detektif dengan pakaian kusam dan wajah selalu tampak bingung, adalah jagoan dalam memecahkan kasus rumit. Namun, dia bukan detektif yang menggunakan otot atau kekuatan, melainkan pertanyaan sederhana dan strategi mendalam.
                                          sumber : https://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Series/Columbo
Dalam konteks negosiasi ekspor-impor, Teknik Columbo melibatkan pendekatan yang tidak langsung dan sangat santai untuk menggali informasi yang kamu butuhkan. Teknik ini sering kali membuat lawannya merasa nyaman dan percaya diri, kemudian menggunakan pertanyaan yang tidak terduga untuk mendapatkan jawaban yang sangat berharga. Di dunia perdagangan internasional, teknik ini bisa jadi senjata ampuh untuk mendapatkan keuntungan dalam negosiasi---terutama dengan menggunakan kecerdikan dan sikap tenang yang tidak mencolok.
Dalam setiap pertemuan dimana pada teknik ini, selalu ada momen ketika dia berpura-pura meninggalkan tempat, tetapi kemudian berhenti dan berkata, "Oh, satu lagi hal, Pak." Itulah momen di mana dia melontarkan pertanyaan yang membuat si pelaku bingung. Di dunia ekspor-impor, ini bisa terjadi ketika kamu sudah duduk dengan calon mitra dagang dan mulai bicara tentang harga atau jumlah barang. Kamu sudah mendapatkan informasi yang cukup, namun untuk memastikan semuanya, kamu bisa menambahkan pertanyaan santai seperti, "Tunggu, satu hal lagi, bagaimana dengan peraturan pajak di negara Anda yang mungkin berdampak pada pengiriman barang? Bisa dijelaskan?"
Dengan cara ini, kamu tidak hanya mengarahkan percakapan ke topik yang lebih detail, tetapi juga menunjukkan bahwa kamu bukan sembarang pembeli atau penjual. Kamu orang yang peduli dengan detail dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk bertanya hal-hal yang penting, tetapi dengan cara yang sangat tidak mengintimidasi. Itu yang bisa kamu lakukan dalam Teknik ini.
Salah satu ciri khas dalam teknik ini adalah dia tidak terburu-buru membuat kesimpulan.
Begitu juga dalam negosiasi ekspor-impor. Alih-alih memotong pembicaraan atau terlalu cepat memberi penawaran, kamu perlu mendengarkan lebih banyak daripada berbicara. Dengan mendengarkan, kamu bisa menangkap nuansa atau informasi yang tidak diungkapkan secara langsung. Misalnya, saat lawan bicara kamu mulai berbicara tentang tantangan di pasar global, itu adalah momen emas untuk bertanya lebih lanjut tentang aturan-aturan perdagangan atau hambatan tarif yang bisa mempengaruhi harga.
Kembali ke teknik Columbo, ada satu hal yang selalu dia lakukan adalah membawa humor dan ketenangan ke dalam situasi yang mungkin tegang. Bayangkan dalam negosiasi yang mungkin melibatkan jutaan dolar atau peraturan pajak yang rumit, kamu tiba-tiba berkata dengan santai, "Nah, kalau saya jadi Anda, saya pasti juga bingung dengan semua aturan ini, rasanya seperti membaca buku tebal tentang hukum yang tak pernah habis."
Yang terakhir, meski teknik Columbo sering menggunakan pertanyaan tak terduga, dia tidak pernah merendahkan lawannya. Sebaliknya, dia selalu menunjukkan rasa hormat terhadap setiap orang yang dia hadapi. Dalam negosiasi ekspor-impor, penting untuk menghargai mitra dagangmu dan tidak hanya mengejar keuntungan sesaat.