Mohon tunggu...
Sri Defina
Sri Defina Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Desakan Audit untuk Bulog

17 Februari 2019   15:25 Diperbarui: 17 Februari 2019   15:30 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bila makan tidak habis saja bisa membuat petani menangis, bagaimana jadinya bila petani menemukan ribuan ton beras yang sudah ia tanam susah payah membusuk di gudang. Pertanyaan itu tepat bila kita alamatkan pada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) yang seolah membiarkan ribuan ton beras membusuk di tempat mereka. 

Karena beberapa waktu lalu ditemukan beras busuk sebanyak 6.800 ton di BULOG Divisi regional Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Beras di gudang Bulog itu bisa membusuk karena kemungkinan besar ada ketidakpatuhan terhadap aturan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Oleh karena itu, perlu dilakukan audit secara menyeluruh. Terhadap pelanggaran SOP harus ada sanksi dikenakan.

Meski sebenarnya, perusahaan pelat merah seperti Bulog tentu punya SOP yang detil. Mulai dari pengadaan hingga penyaluran. Dengan adanya SOP yang jelas itu, maka seharusnya dapat ditelusuri apa yang menjadi penyebab terjadinya beras busuk di gudang BULOG tersebut.

Dengan adanya temuan beras ini, maka Bulog harus melaksanakan audit internal, yang mungkin akan dieksekusi oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) mereka. Pemeriksaan itu bisa dimulai dari gudangnya, kemudian atasan kepala gudangnya, karena atasan bertanggungjawab melakukan pemeriksaan dan koordinasi. Jadi semua harus diaudit dan diperiksa. 

Sejauh ini, Bulog boleh saja berdalih bahwa tidak semua beras yang disortir merupakan beras busuk. Selama ini pun pihaknya kerap menjalankan evaluasi terkait kondisi beras-beras di gudang yang mengalami penurunan mutu. Atau bisa saja Bulog mengatakan sudah menerapkan prosedur berupa waktu keluarnya beras disesuaikan dengan waktu masuknya (first in-first out). Perawatan juga telah dilakukan antara lain untuk menjaga sanitasi gudang dibuka secara rutin setiap pagi. 

Tapi nyatanya, beras busuk adalah temuan yang tidak bisa disangkal lagi keberadaannya. Oleh karena itu, ketimbang berdalih atau bersilat lidah, lebih baik dilakukan audit secara transparan sehingga ketahuan di mana letak kesalahannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun