Mohon tunggu...
Sri Anjani
Sri Anjani Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menolak Percaya Mentan

6 November 2018   14:39 Diperbarui: 6 November 2018   15:24 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kementrian Pertanian. Sumber: Tribunnews.com

Kepercayaan ibarat selembar kertas putih polos. Sekali terlipat, maka bekasnya tidak akan hilang. Apalagi bila sudah berulang kali kepercayaan itu dikhianati.

Fokus kita kali ini adalah Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang baru-baru ini dianggap mencederai reputasi pemerintah akibat selisih data produksi beras yang jauh.

Kementerian Pertanian memperkirakan produksi beras tahun ini sebanyak 46,5 juta ton. Akan tetapi angka itu dikoreksi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa produksi beras hingga akhir 2018 berada di angka 32,42 juta ton, atau 32 persen lebih rendah dari estimasi Kementan.

Sebagai otoritas data nasional, BPS tentu lebih berkompeten melansir data paling sahih. Sayangnya data itu jauh lebih rendah bila dibandingkan hitungan Kementan.

Kepercayaan publik pada Kementan dan Meteri Amran Sulaiman pun makin dicederai oleh realisasi janji untuk mencetak 1 juta hektar sawah baru. Tapi kini, bukannya bertambah, sawah malah makin berkurang.

Akhir Oktober lalu, Badan Pusat Statistik melansir terjadi penurunan luas baku lahan pertanian di Indonesia menjadi 7,1 juta hektare pada 2018 dibanding data sensus 2013 seluas 7,75 juta hektare.

Contoh janji yang tidak kunjung direalisasi, bahkan kini makin jauh panggang dari api, adalah swasembada pangan yang pernah diucapkan Menteri Amran Sulaiman 2014 lalu. Katanya waktu itu, kita akan bisa swasembada dalam 3-4 tahun ke depan. Berarti setidaknya 2018 ini kita sudah swasembada pangan.

Tapi bila melihat kenyataan, Target swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah akan makin sulit untuk dicapai. Salah satu penyebabnya adalah luas lahan pertanian yang tidak memadai. Hal ini dibuktikan dari data Bank Dunia pada 2017 yang menyebutkan hanya 31,5% atau 570.000 kilometer persegi lahan di Indonesia yang digunakan untuk pertanian.

Rasio itu jauh lebih kecil ketimbang negara lain yang memang berkomitmen pada sektor pertanian.

Sebagai perbandingan, Thailand memiliki lahan pertanian seluas 221.000 kilometer persegi atau 43,3% dari total lahannya. Sementara itu Australia menggunakan 52,9% lahannya untuk pertanian atau seluas 4 juta kilometer persegi. Negara dengan penduduk terbanyak di dunia yaitu China memiliki lahan pertanian seluas 5 juta kilometer persegi atau 54,8% dari total luas lahannya.

Itu baru segelintir janji yang tidak ditepati. Terbuka peluang lain, ada lebih banyak janji yang juga tidak dipenuhi sehingga makin sulit bagi kita untuk mempercayai Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun