Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Imam Robandi: Cahaya Matahari Nan Kemilau di Bulan Ramadan

19 Maret 2025   16:43 Diperbarui: 19 Maret 2025   16:43 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Imam Robandi Menerima Novel Baine (Sri Nur Aminah, 2025)

Tanpa terasa waktu terus berjalan meninggalkan berbagai kenangan. Kehadiran bulan Ramadan penuh berkah disambut sangat antusias dan kegembiraan luar biasa oleh umat Muslim di berbagai negara. Terkait dengan Ramadan Bercerita 2025 hari ke 17 dengan topik Kisah Inspiratif Orang-orang di Sekitarmu, saya menulis tentang Prof. Imam Robandi, Senseiku di IRo-Society. Ini adalah tahun ke lima aku menjadi santri IRo-Society, sebuah komunitas literasi mengajarkan banyak sekali ilmu kehidupan sangat bermanfaat untuk orang-orang yang mau mengamalkannya. Prof. Imam Robandi sebagai Ketua Dewan Profesor ITS telah menyebarkan ilmu menulis buku autobiografi, membuat konten YouTube, live-streaming, menulis artikel koran, publikasi Scopus-Sinta dan paling update belajar pernak Pernik TikTok untuk para santri IRo-Society. Sensei Prof. Imam Robandi selalu membuat terobosan baru mengguncang hebat otak para santrinya.

Momen Ramadan menjadi agenda sangat istimewa setiap tahun di komunitas IRo-Society. Event Mapara atau Matahari Pagi Ramadan di bulan nan mulia kembali menyapa keluarga besar IRo-Society dimanapun berada. Event yang dilaksanakan setiap hari selama bulan Ramadan via zoom mulai jam 05.00 -- 06.00 WIB. Program Mapara yang diinisiasi oleh Prof. Imam Robandi bersama para santri IRo-Society mulai dilaksanakan pada tahun 2021. Tahun 2025 adalah pelaksanaan Mapara ke empat di bulan Ramadan. Mapara pertama tahun ke empat dilaksanakan tanggal 1 Maret 2025 menghadirkan Prof. Imam Robandi, founder of IRo-Society sebagai narasumber. Kalimat yang dilontarkannya telah memberikan pematik dahsyat plus kesejukan membuka lembaran baru di bulan Ramadan tahun 2025. Prof. Imam Robandi menuliskan makna Mapara sebagai berikut:

Mapara adalah sebuah karya bersama yang mempunyai nilai sejarah peradaban dan peristiwanya sudah mempunyai catatan amal shaleh yang abadi. Ini adalah bukan kaleng-kaleng karena setiap manusia yang  dapat menorehkan karya jariyah adalah bagian elemen bumi yang tidak banyak jumlahnya. Ini adalah Mapara yang mempunyai rasa Sabang sampai Merauke dengan pada Chair dan Among Tamu yang telah mempunyai jam terbang dan integritas. Manusia harus terus berkarya dalam pengabdian kepada Allah swt, Tuhan yang Maha Agung, dalam penyebaran nilai-nilai. Mapara adalah bukan perkara sederhana atau sulit, karena untuk mewujudkannya kita memerlukan energi besar dan ketulusan tanpa batas, repot dan juga harus mumet berpusing keliling. Mungkin ada yang mengatakan ,'ah... itu-itu saja'. Ya boleh-boleh saja, tetapi untuk para pelaku, Mapara adalah peristiwa langka untuk mengasuh dan mengasah jiwa raga dan isi batin, juga membangun 'paseduluran' tanpa sekat. Semua sudah tertoreh dalam catatan para malaikat, dan kita tinggal menggali catatan-catatan baru yang lebih gres yang harus diisi. Mapara tahun ke empat telah menjadi sejarah kehidupan atau CV untuk hari kemudian, the here after, sehingga para jamaah Mapara yang hadir di sini sudah boleh tersenyum lebar.

Prof. Imam Robandi sebagai pilar utama dan pemantik semangat untuk santri IRo-Society dalam menghasilkan karya bermutu, selalu hadir dengan berbagai ide brilian yang mengejutkan. Ethosnya luar biasa dan timbul rasa malu jika tidak memenuhi harapan beliau untuk menorehkan karya setiap hari. Prof. Imam Robandi selalu mengunggah video dan tulisan pemantik ke dalam WAG untuk mengingatkan santri aras-arasan supaya membuka mata melihat peradaban yang terus berkembang. Prof. Imam Robandi juga selalu mengingatkan para santri untuk mencintai pekerjaan, selalu menanamkan sifat kerja keras dan menebar manfaat di setiap aktivitas yang telah dilakukan. Memang tidak mudah untuk seseorang mewakafkan ilmu dan waktu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun Prof. Imam Robandi tanpa kenal lelah melakukan hal tersebut. Berbagai kelas pengembangan skill santri rutin diadakan, termasuk kegiatan Mapara yang  berlangsung selama bulan Ramadan setiap tahun. Diharapkan bahwa kebiasaan baik dan disiplin yang dilakukan selama bulan Ramadan dapat dilanjutkan ke bulan selanjutnya walaupun Ramadan telah usai. Sebagai founder of IRo-Society, Prof. Imam Robandi selalu mengingatkan bahwa: puasa yang dilakukan oleh orang dewasa tentu sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh anak kecil. Puasa merupakan perjalanan tahunan untuk membersihkan diri secara rutin selama sebulan. Saat masih kecil, ujian paling berat adalah menahan lapar dan haus. Puasa dianggap sukses jika seorang anak dapat menahan diri alias tidak menyentuh sesuatu saat mengalami lapar dan dahaga. Esensi puasa adalah membentuk manusia bertakwa dan beriman dalam aktivitas kehidupannya. Tidak sepantasnya orang dewasa sedang berpuasa namun masih mengintip makanan atau minuman saat merasa dahaga atau lapar. Hal seperti ini dinamakan perilaku Kodomo yang disematkan untuk anak berusia di bawah 12 tahun. Di dalam pikiran anak yang belum akil baliq, melaksanakan puasa berorientasi pada hadiah yang bakal diterima saat tiba Hari Raya Idul Fitri. Konteks ini tentunya sangat berbeda dengan perjalanan puasa yang dilakukan oleh orang dewasa. Ibarat menulis hipotesis pada penelitian Magister atau Doktor, semua harus ada kesimpulan di dalamnya berdasarkan asumsi yang telah dituliskan sebelumnya.

Puasa di era modern terasa sangat berat karena banyak sekali gangguan yang dapat membatalkan ibadah. Eksistensi media sosial menyajikan berbagai konten hendaknya disikapi secara dewasa dan penuh pertimbangan. Puasa yang berlangsung selama sebulan lamanya merupakan recovery manusia terlahir menjadi suci kembali. Sebagai sosok inspiratif, Prof. Imam Robandi gigih mengajarkan kecanggihan teknologi untuk mendongkrak kemampuan dalam menghasilkan karya. Beliau berkata bahwa: bulan puasa bukan halangan untuk menghasilkan tulisan bermanfaat untuk dibaca masyarakat. Bulan Ramadan yang datang saat ini harus dicatat sebagai sebuah perjalanan. Umur seseorang yang semakin bertambah menjadikan diri semakin bijaksana menyikapi permasalahan kehidupan yang semakin kompleks. Prof. Imam Robandi selalu berpesan bahwa: jika seseorang sudah mahir membaca Al-Qur'an hendaknya kebiasaan baik ini menjadi perilaku yang terus diamalkan walaupun bulan Ramadan telah usai. Jika telah mahir membaca, maka kepandaian itu ditularkan kepada orang yang sedang belajar membaca Al-Qur'an. Di dalam upaya meningkatkan personal skill, Prof. Imam Robandi meminta santri IRo-Society memanfaatkan platform media sosial untuk dakwah dan berbagi ilmu. Kehadiran Instagram, SnackVideo dan TikTok sesuai dengan perkembangan teknologi dapat menjadi sarana pendukung mengembangkan sesuatu yang positif.

Pemantik dari Prof. Imam Robandi (Sri Nur Aminah,2022)
Pemantik dari Prof. Imam Robandi (Sri Nur Aminah,2022)
Selain meningkatkan skill para santri IRo-Society, sebagai dosen di ITS Surabaya, Prof. Imam Robandi juga membimbing tugas akhir mahasiswa S1, S2 dan S3. Salah satu mahasiswa bimbingannya dari Kota Makassar yaitu Dr. Muh. Ruswandi Djalal, S.ST MT  berhasil menyelesaikan studi Doktor di ITS selama 2,5 tahun. Dr. Ruswandi menghasilkan 29 judul publikasi ilmiah dominan jurnal terindeks Scopus selama masa studi tersebut. Bimbingan cumlaude Prof. Imam Robandi menuntaskan pendidikan Doktor di Departemen  Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS dengan mempertahankan disertasi berjudul: Peningkatan Kestabilan Sistem Kelistrikan Sulselrabar Akibat Penetrasi Energi Terbarukan Berbasis Model Kecerdasan Buatan. Prof. Imam Robandi memang selalu membuat  terobosan spektakuler dalam mengembangkan dunia pendidikan sekaligus meningkatkan potensi diri mahasiswa. Berdasarkan fakta tersebut, tidak heran jika tangan dingin dan kemampuan yang dimiliki oleh Prof. Imam Robandi mampu mencatat sejarah di dunia pendidikan dengan prestasi yang ditunjukkan oleh Dr. Ruswandi yang menyelesaikan studi dengan bidang ilmu 'langka' yaitu power system and metaheuristic algorithm. Prof. Imam Robandi adalah alumni Tottori University Japan. Beliau sangat terkenal sebagai author phenomenal books: Beauty of Japan (BoJ) dan Artificial Intelligence: Mengupas Rekayasa Kecerdasan Tiruan. Sebagai seorang Promotor, beliau benar-benar memberikan dukungan pengembangan ilmu kepada Dr. Ruswandi dan sangat menolong mahasiswa bimbingannya beradaptasi dengan irama kehidupan akademik di ITS. Secara disiplin Prof. Imam Robandi selalu menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan mahasiswanya di laboratorium, disela padatnya kesibukan sebagai Ketua Dewan Profesor ITS. Penyelesaian studi mahasiswa bimbingan Prof. Imam Robandi menerapkan strategi cerdas dan ethos kerja tinggi yang terukur berupa publikasi.

Waktu telah menjadi bumerang untuk orang yang menyia-nyiakan momen yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Prof. Imam Robandi telah menghasilkan begitu banyak karya, menyebarkan ilmu bermanfaat di dalam dan luar negeri. Prof. Imam Robandi adalah sosok inspiratif ilmuwan multi talenta penuh terobosan, semoga beliau panjang umur dan sehat selalu (srn).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun