Aku percaya kematian itu ada,tapi tidak saat dia mengambil ayahku.Sebab kala itu aku yakin saat seorang ayah berjanji akan menemani putrinya untuk mencapai semua mimpinya dia telah meyakinkan ku bahwa dia tidak akan meninggalkanku sebelum  aku sukses tapi nyatanya ekspektasi tak seindah realita.
Dia laki laki  yang tak pernah menyakiti,walau terkadang dia sering mengejekku.Namun pada saat tuhan mengambilnya,hari itu adalah patah hati terhebat bagiku,kekecawaan dan tidak percaya atas kepergiaannya menyelimuti pikiranku.
Aku selalu berpikir apakah aku bisa mencapai mimpiku,mimpi yang telah aku dan beliau rencenakan.Namun kenyataanya aku yg harus berjuang untuk mimpi itu,iyah mimpi aku dah ayahku.