Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Narasi Kebencian dan Dampaknya di Tengah Pandemi

4 Juli 2020   09:39 Diperbarui: 4 Juli 2020   09:28 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita Indonesia - jalandamai.org

Perkembangan teknologi telah membuat gaya hidup semua orang berubah.  Tak terkecuali bagaimana upaya seseorang untuk menyampaikan aspirasi, menyampaikan pendapat dan ekspresinya. Salah satu media yang dipakai untuk menyampaikan ekspresi tersebut adalah media sosial. Melalui media sosial seseorang bisa melakukan apa saja. Mulai dari mencari teman, mencari kerja, informasi yang kita ingingkan, hingga aktifitas jual beli.

Dalam perkembangannya, media sosial seringkali disalahgunakan oleh oknum tertentu, untuk menyebarkan narasi kebencian. Hal itu dilakukan tentu saja untuk kepentingan yang tidak baik. Maraknya penggunaan media sosial ketika kita memasuki tahun politik beberapa waktu lalu. Semua orang bisa saling mengumbar kebencian satu dengan yang lain, hanya karena terprovokasi oleh narasi kebencian di media sosial.

Akibatnya, antar teman bisa saling memusuhi. Antar tetangga bisa tidak saling bertegur sapa. Bahkan antar saudara bisa memutus tali silaturahmi. Semuanya itu terjadi karena masyarakat begitu mudah mempercayai informasi yang berkembang di media sosial. Padahal, informasi tersebut adalah kebohongan yang sengaja didesain sehingga mirip dengan kenyataan yang sebenarnya. Tak heran ketika itu banyak sekali masyarakat yang mudah tersulut amarahnya, dan berpotensi terjadinya konflik di tengah masyarakat.

Ironisnya, kebiasaan buruk di tahun politik itu, tidak sepenuhnya hilang. Ketika Indonesia dilanda bencana banjir ketika itu, hoaks dan provokasi kebencian kembali muncul di media sosial. Entah apa yang salah dengan sebagian masyarakat. Padahal, budaya Indonesia tidak ada satupun yang mengajarkan provokasi. Tidak ada satupun agama di Indonesia yang mengajarkan untuk saling menebar kebencian.  Sebaliknya, semuanya justru menganjurkan untuk saling membantu, saling menghargai, dan saling meringankan satu dengan yang lain.

Bahkan, di era pandemi seperti sekarang ini, masih saja ada pihak-pihak yang menebarkan virus kebencian. Sungguh tidak masuk akal. Ketika semua orang harus berusaha menjaga social distancing, menjaga imun agar tetap sehat, sebagian orang justru sibuk mencari kesalahan dan menebar kebencian di media sosial. Fakta-fakta diatas haruslah diminimalisir. Sebagai pribadi yang sehat dan peduli, mari kita sebarkan narasi perdamaian, keberagaman dan toleransi di media sosial. Mari sebarkan nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi karakter kita semua.

Ingat, kita semua adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Sama-sama tinggal di bumi yang sama, di negara yang sama. Sudah semestnya bisa saling tolong menolong antar sesama. Meski kita punya latar belakang yang berbeda, bukan berarti kita tidak bisa saling berdampingan. Mari kita terus lawan kebencian yang ada dalam diri kita masing-masing. Memelihara kebencian, justru akan menjauhkan kita dari keberkahan. Begitu juga di masa pandemi ini, menebar kebencian justru akan semakin menghancurkan kita semua. Salam sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun