Mohon tunggu...
sri nuraini
sri nuraini Mohon Tunggu... Hoteliers - swasta

seorang yang gemar snorkeling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kasus RS Harus Jadi Momentum Hilangkan Hoaks di Tahun Politik

5 Oktober 2018   06:22 Diperbarui: 5 Oktober 2018   07:37 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Hoax - mv.beritacenter.com

Beberapa hari ini, warganet ramai sekali informasi tentang 'drama' Ratna Sarumpaet yang mengakui telah menyebarkan berita bohong tentang penganiayaan yang dialaminya. Tak lama setelah pengakuan tersebut, banyak elit politik ramai-ramai meminta maaf pula ke publik, karena turut serta menyebarluaskan informasi bohong tersebut. 

Banyak pula yang menyesalkan, begitu mudahnya para elit politik mempercayai informasi tentang penganiayaan tersebut dan langsung menggelar konferensi pers dan menyebarkan ke dunia maya. Di level elit politik, semestinya cek ricek bisa dilakukan. Dan tidak langsung buru-buru melakukan sharing tanpa harus disaring terlebih dulu.

Tapi apapun itu, faktanya sudah terjadi. Pengakuan bersalah dan permintaan maaf juga telah dilakukan. Tinggal seberapa serius para pihak dan kita semua, bisa berkomitmen untuk tidak menyebarkan hoax di dunia nyata dan maya. Karena kenyataannya, hoax telah membuat keberagaman di negeri ini terancam. Hoax juga telah membuat keramahan di negeri ini mulai memudar. 

Lihat saja kasus Ratna Sarumpaet ini. Begitu foto-foto lebam di wajah itu muncul, semuanya langsung bereaksi marah. Saling mengcaci, menghujat dan lain sebagainya. Dan kini, semuanya sudah terbukti. Masyarakat bisa melakukan penilaian sendiri.

Hoax di tahun politik ini memang menjadi momok yang mengkhawatirkan di tahun politik ini. Apalagi tingkat budaya literasi masyarakat kita masih sangat relative terbatas. Ketika yang berbicara seorang tokoh, langsung saja bisa dipercaya. Padahal informasi tersebut bisa saja salah. Dan lagi-lagi, kasus Ratna ini bisa kita jadikan pembelajaran bersama. 

Jangan langsung percaya terhadap informasi apapun. Cek riceklah. Di era milenial seperti sekarang ini, banyak sekali cara yang bisa dilakukan, untuk memastikan apakah informasi tersebut valid atau tidak. Kenapa hal ini penting? Karena meyakini sebuah kesalahan menjadi kebenaran, itu sangat fatal sekali.

Semestinya kita bisa belajar dari kasus Tanjung Balai, Sumatera Utara. Karena termakan informasi yang salah dari media sosial, masyarakat melampiaskan amarahnya dengan membakar tempat ibadah. Dengan melampiaskan amarahnya, publik ramai-rama berkumpul di Monas, untuk menurunkan Ahok dan memasukkan ke penjara karena dianggap telah melakukan penistaan agama. Apa jadinya jika kasus Ratna ini, bisa memicu amarah publik? Tentu kita tidak ingin provokasi-provokasi hoax ini kembali terjadi di tahun politik ini.

Mari kita impelementasikan nilai-nilai kearifan lokal, untuk bisa mendapatkan simpati publik. Mari kita beradu program, agar terbangun dialektika di tengah masyarakat. Pancasila mengandung banyak nilai yang bisa kita implementasikan di tahun politik ini. 

Dan semestinya, tahun politik tidak menjadi ajang untuk saling menjatuhkan dengan berbagai cara, tapi bisa jadi ajang saling belajar, saling silaturahmi, dan saling memahami agar pemimpin yang lahir ini bisa amanah, toleran terhadap keberagaman, berintegritasi dan bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kasus Ratna ini, harus jadi pembelajaran buat kita semua. Berkomitmenlah mullah saat ini, untuk tidak membuat dan menyebarkan informasi bohong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun