Nelayan kecil saat ini semakin terpuruk, terutama para nelayan yang ada di kabupaten Simeulue, Aceh. sempat selamat dari terjangan tsunami 2004 lalu, namun kondisi perekonomian masyarakat tidak semujur nasib di kala tsunami menerjang. saat ini para nelayan terutama nelayan kecil di simeulue dalam kondisi yang hidup segan mati tak mau, dimana berkurangnya hasil tangkapan serta murahnya harga-harga ikan yang dibeli oleh para penggalas (agen pembeli ikan oleh nelayan) kondisi ini diperparah dengan munculnya bagan-bagan besar yang beroperasi di Simeulue dan menjual jasil tangkapannya di Sinabang, ibukota kabupaten Simeulue. sehingga menjadikan harga ikan semakin terpuruk, dikarenakan bagan besar sekali menurunkan hasil tangkapan ikannya ke darat dalam jumlah besar sehingga supply ikan menjadi melimpah di Sinabang dan mengakibatkan harga ikan merosot.
para pemilik bagan kecil dan para pemancing tradisional hanya bisa menonton hasil-hasil tangkapan bagan-bagan besar dan menerima nasib bahwa ikan hasil tangkapan mereka yang tidak seberapa jumlahnya akan terjual dengan harga yang murah. sehingga untuk biaya operasional tidak tertutupi.
seharusnya ada sebuah peraturan bahwa bagan-bagan besar di simeulue tidak boleh menjual hasil tangkapannya di Sinabang dan harus menjual keluar simeulue. hal ini untuk menjamin stabilitas harga dan tidak menjerumuskan para pemiliki bagan kecil dan nelayan kecil semakin terperosok kejurang kemiskinan.