Sebagai bangsa Indonesia tak diragukan lagi kecintaan ini terhadap Bangsa dan Negara kita Indonesia Raya. Sering kali airmata mengalir dan dada sesak penuh haru melihat Indonesia menjuarai piala thomas dan event bulutangkis lainnya. Sering kali emosi bercampur kesedihan melihat para pemain tim PSSI kita bertanding dan selalu mengalami kekalahan. Sering kali bangga hati akan berita putra-putra indonesia menjuarai olympiade matematika, fisika dan science lainnya. Sering kali, marah melihat tawuran, perkelahian dan penindasan tertayang oleh televisi kita.
sering kali caci maki terhadap tayangan infotainment yang sama sekali tidak mendidik dan merusak moral anak bangsa ini.
Kecintaan ini sering kali dikhianati. oleh pejabat-pejabat mulai dari kampung sampai istana. cinta ini di khianati ketika kepala desa dan aparatnya menyunat beras raskin, cinta ini dikhianati ketika bupati dan pejabat daerah melakukan korupsi dan mengeluarkan kebijakan yang sangat tidak memihak rakyat dan hanya mementingkan segolongan orang. cinta ini dikhianati ketika anggota dewan terlena dan terhanyut dengan permainan politik yang sama sekali tidak berpihak terhadap rakyat. cinta ini dikhianati ketika bantuan-bantuan itu di sunat oleh pejabat. cinta ini dikhianati ketika susahnya mendapatkan kredit atau pinjaman dari bank untuk memulai usaha.
Meski cinta ini dikhianati, entah kenapa aku masih cinta negeri ini. kadang aku berdoa untuk tidak lagi mencintai negeri ini. tetapi tidak bisa.
agar aku bisa seperti mereka, tanpa rasa dosa memotong hak orang yang berhak, melakukan korupsi sesuka hati, melakukan manipulasi agar maksud tercapai. apa aku terlalu takut atau memang terlalu cinta akan negeri ini.
mungkin cinta ini kan kubawa sampai mati, untuk mu negeri.