Mohon tunggu...
SPA FEB UI
SPA FEB UI Mohon Tunggu... Akuntan - Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Studi Profesionalisme Akuntan (SPA) Faculty of Economics and Business Universitas Indonesia (FEB UI) is a student organization in FEB UI whose member are its accounting students. SPA FEB UI was established on August 22nd, 1998. Initially, SPA was a place for accounting students to study and focus on accounting studies. Nowadays, SPA has grown to become an organization which is not only a place to study and discuss about accounting issues, but also a place for accounting students to develop themselves through non-academic opportunities. Furthermore, SPA builds networks and relation to other communities, such as universities, small medium enterprise, academicians, and practitioners. Through these project, SPA always tries to give additional values to its stakeholders, especially FEB UI accounting students.

Selanjutnya

Tutup

Money

Continuous Auditing: The Audit Game Changer

18 Mei 2021   05:59 Diperbarui: 18 Mei 2021   05:57 2748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki era digital dan teknologi informasi, suatu organisasi melakukan audit bukan lagi merupakan tindakan untuk mematuhi peraturan yang ada (watchdog compliance), namun untuk menjadikan audit sebagai strategic advisory tools bagi perusahaan. Adanya perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat membuat stakeholders berharap adanya proses audit yang semakin efektif dan efisien dengan menerapkan teknologi yang ada. Penerapan teknologi informasi pada proses audit tersebut juga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam manajemen risiko, mempercepat proses audit, meningkatkan transparansi, melakukan kontrol internal, serta melakukan tata kelola perusahaan.

Sebelum adanya integrasi antara teknologi informasi dengan sistem audit, auditor melakukan audit dengan menggunakan metode audit konvensional, yaitu metode audit yang masih menggunakan sistem manual serta mengandalkan observasi langsung secara mendetail dan teliti dalam waktu yang periodik. Oleh karena itu, audit konvensional memiliki kemungkinan yang lebih besar terhadap terjadinya kesalahan dalam proses audit ataupun pemanfaatan oleh oknum yang akan mengakibatkan terjadinya fraud.

Seiring berkembangnya teknologi, munculah metode audit yang terbarukan yaitu continuous auditing. Continuous auditing adalah proses sistematis untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit elektronik sebagai dasar yang rasional untuk menarik suatu pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan sistem akuntansi yang paperless dan real-time (Rezaee, Elam, & Sharbatoghlie, 2001).

Continuous auditing berbeda dengan metode audit konvensional. Continuous auditing lebih banyak menambahkan peranan teknologi informasi dan menggunakan bukti elektronik dalam menjalankan prosesnya dibandingkan audit konvensional. Metode ini dapat meminimalisir kemungkinan fraud serta human error yang rentan terjadi dalam metode audit konvensional berkat sistem dan teknologi paperless yang telah terintegrasi dalam proses audit yang real-time.

Dalam kasus audit internal, pada metode konvensional, biasanya audit akan dilakukan secara periodik dan tidak terus-menerus. Sesaat setelah dilakukannya kunjungan audit, tingkat efektivitas pengawasan akan meningkat karena kunjungan audit yang dilakukan. Namun, beberapa waktu kemudian setelah proses audit selesai, pengawasan akan kembali merenggang dan efektivitas pengawasan akan menurun hingga kembali meningkat ketika dilakukan audit pada periode berikutnya. Sehingga akan timbul gap pada efektivitas pengawasan dalam selang periode audit tersebut dan siklus tersebut akan terus terjadi sepanjang tahun.

Metode continuous auditing datang sebagai pencegah dengan memperkecil gap tersebut. Proses audit tidak lagi dilakukan hanya pada suatu periode, tetapi kinerja organisasi dapat dipantau secara terus-menerus. Dengan mencocokkan standard operational procedure dan bukti elektronik yang terekam pada sistem, metode ini mampu memberikan peringatan awal ketika terjadinya penyimpangan prosedur secara real-time. Melalui sistem ini, manajemen atau audit internal perusahaan dapat mendeteksi kegagalan atau masalah yang sedang terjadi pada kontrol internal mereka dan memberikan batasan waktu maksimal dalam menanggulanginya. Sehingga tidak perlu lagi menunggu periode kunjungan audit berikutnya untuk memperbaiki kontrol internal.

Tentunya, continuous auditing juga memiliki keunggulan lainnya dibandingkan sistem audit konvensional seperti yang telah dipaparkan. Continuous auditing dapat memudahkan auditor dalam memperoleh informasi melalui teknologi yang terintegrasi dengan sistem audit, sehingga  dapat menurunkan biaya penetapan audit serta memungkinkan seorang auditor untuk melakukan pengujian sampel lebih besar dibanding dengan menggunakan metode audit konvensional. Selain itu, terintegrasinya sistem audit dengan teknologi informasi membuat continuous auditing dapat menurunkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk pengujian transaksi, saldo akun, dan input data dalam audit. Metode ini dapat mempercepat proses audit yang semula membutuhkan waktu tiga hari, kini dapat selesai menjadi kurang dari satu hari. (McMickle, Razaee, Sharbatoghlie, & Elam, 2002).

Keberadaan continuous auditing saat ini masih terus berkembang seiring berjalannya waktu dan teknologi. Pada awal keberadaannya, continuous auditing masih menjadi teknologi yang hanya membantu mengolah informasi secara deskriptif. Dengan meningkatnya teknologi, sekarang continuous auditing dapat mengolah informasi dan memberikan output secara diagnostik. Untuk kedepannya, diperkirakan continuous auditing dapat menjadi teknologi yang dapat mengolah data dan informasi dengan predictive and prescriptive analytics, yaitu dapat memberikan prediksi serta pengambilan keputusan yang terautomasi.

Dengan itu, continuous auditing datang menjadi game changer dalam dunia audit serta  dipandang sebagai cara baru untuk membantu mencegah kegagalan perusahaan dan kesalahan laporan keuangan di masa mendatang akibat metode audit konvensional. Perusahaan akan memiliki data keuangan yang benar-benar akurat. Data keuangan perusahaan yang benar dan akurat akan menghasilkan keputusan-keputusan yang akurat. Hal tersebut akan memberikan kemudahan bagi seluruh perusahaan atau organisasi dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis strategis. Namun perlu diingat, pada era kompetisi global ini, auditor baik internal maupun eksternal dituntut sebagai continuous learner. Auditor dituntut untuk terus menerus mengikuti perkembangan dunia akuntansi dan dunia teknologi informasi karena continuous auditing akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu akuntansi.

Daftar referensi:
Continuous Auditing and Continuous Monitoring -- KPMG. Diakses dari sini  pada 29 Juni 2018

Materi Powerpoint GANRA PT Astra International Tbk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun