5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
Untuk berpindah dari evaluasi diri ke restitusi diri, penting bagi murid untuk memahami dampak dari tindakannya pada orang lain. Â Kalau murid paham bahwa setiap orang memiliki kebutuhan dasar untuk dipenuhi, hal ini akan sangat membantu, sehingga ketika murid melakukan kesalahan, mereka akan menyadari kebutuhan apa yang sedang mereka coba penuhi, demikian juga kebutuhan orang lain.Â
Untuk membantu murid mengenali kebutuhan dasarnya, guru bisa meminta mereka mengenali perasaan mereka. Perasaan sedih dan kesepian menunjukkan adanya kebutuhan cinta dan kasih sayang yang tidak terpenuhi. Perasaan dipaksa, atau terlalu banyak beban, menunjukkan kurangnya kebutuhan akan kebebasan. Â Perasaan takut akan kelelahan, kelaparan, menunjukkan pada kita kalau kita merasa tidak aman. Perasaan bosan menunjukkan kurang terpenuhinya kebutuhan akan kesenangan.Â
6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik
Dalam restitusi diri murid belajar untuk mengubah kebiasaan dari kecenderungan untuk mengomentari orang lain, Â menjadi mengomentari diri sendiri. Dr. William Glasser menyatakan, orang yang bahagia akan mengevaluasi diri sendiri, orang yang tidak bahagia akan mengevaluasi orang lain.Â
3 Tahap Evaluasi Diri:
Saya tidak suka cara saya berbicara padamu
Kesalahan yang saya lakukan adalah
-Â Saya sebenarnya punya informasi yang kamu butuhkan
-Â Saya lelah dan saya bicara terlalu cepat
-Â Saya tidak jelas menyampaikan apa yang saya inginkan
-Â Pemahaman saya berbeda dengan pemahamanmuBesok lagi saya akan
-Â Menyampaikan informasi yang saya punya dan kamu butuhkan
-Â Saya akan bicara lebih lambat
-Â Saya akan bicara lebih jelas tentang keinginan saya
-Â Menyampaikan pemahaman saya padamu
Ketika murid bisa melakukan restitusi diri maka dia akan bisa mengontrol dirinya dengan lebih baik dengan tujuan yang lebih baik pula.Â
7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan