Masa putih abu-abuku telah urung. Langkah remajaku telah gugur. Fase yang baru telah tumbuh, persis didepan mataku. Kata-kataku bak seorang pria dewasa. Namun ternyata aku ini barulah seorang Maba (Mahasiswa Baru).
Maba... yah kalian boleh memanggilku maba. Memang kenapa kalau jadi maba? Ada yang salah?. Tamat dari bangku SMA kemudian melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah memang tak buruk-buruk amatlah. Status dari siwa menjadi MAHAsiswa memang lumayanlah. Layak untuk dipuji. Tetapi kekeliruanku sebagai maba akan terjawab. Nanti setelah 3 semester akan kuhabisi.
Alasan lanjut kuliah sampai sekarang tak kutahu apa. Nanti saja saat OSPEK akan kutanyakan kepada seniorku yang gagah, cantik dan tak pernah merasa dirinya salah. Untuk apa lanjut kuliah? Mau kuliah dimana? Jurusan yang cocok dengan diriku yang mana? Yah paling tidak yang lulusan jurusannya banyak menyerap tenaga kerja lah. Kalimat ini terngiang-ngiang dan terus berputar dikepalaku dengan rambut plontos karena esok adalah hari pertamaku masuk kampus.
Orang menyebutnya Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) dan agak sedikit diperhalus dengan istilah Pendidikan Karakter Prakampus. Entah apa namanya. Namun OSPEK berbeda dengan MOS ketika waktu di SMA. Bedanya, kali ini anda akan menjadi Objek dan bahan eksploitasi habis-habisan oleh senior tanpa pernah tahu esensi dan maksud dari tindakan yang mereka lakukan.
Ospek tak ubahnya seperti permainan wayang. Anda (Maba) akan menjadi wayang dan senior anda adalah pemain sekaligus penontonnya.  Tempik  sorak dan tawa terbahak-bahak akan pecah ketika anda akan mulai memainkan peran itu. Percalah. Sudah sabar saja, para kakandamu hanya melatih mental dan kepercayaan dirimu. Tidak untuk macam-macam kok. Tidak sampai menyuruhmu menimum air kemudian memuntahkannya lalu meminta teman disampingmu untuk meminumnya lagi.
Namun kulihat dimedia, ternyata perploncoan semacam ini juga masih awet dipraktikan. Entah apa yang lintas dipikiran mereka tentang hal tersebut. Namun kamu-kamu.. adik-adik maba jangan sesekali mencobanya.. bahaya.. Bisa keracunan.. heheh
Tantangan kalian bukanlah saat ospek itu. Tetapi ketika mulai memasuki fase perkuliahan. Ada masa dimana dirimu akan benar-benar sadar tentang tujuanmu berkuliah adalah apa? pernah mungkin satu waktu akan timbul pertanyaan dari dalam dirimu, "mungkinkah saya salah pilih jurusan"? Nafsu untuk birahi menyelesaikan perkuliahan secepat mungkin sudah tak ada lagi. Mulailah kamu titip absen kehadiran ke temanmu. Ngampus jarang malah lebih sering nongkrong dikosan teman atau main ke warnet menghabiskan waktu. Sungguh malang nasibmu.
Dititik seperti ini jati dirimu akan benar-benar diuji. Semester satu akan kau jalani  dengan biasa-biasa saja, kemudian setelah kamu menamatkan dua semeter setelahnya, tantangan itu akan benar-benar nyata. Beberapa teman sekampus juga, mengalami hal yang sama. Bagaikan badai ditengah musim penghujan. Sungguh sangat lelah memikirkannnya.
Walaupun berat, pilihan hidup tidak tentu kemana, kamu memang benar-benar harus memilih. Ini adalah pelajaran hidup yang akan akan menggores kertas kehidupanmu. Maba dipersimpangan jalan.... Sungguh malang nasibmu. Walapun bukan menjadi minat atau pasionmu. Hadapilah!!!!