Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Alasan Timnas Indonesia Harus Keluar dari Federasi AFF

12 Juli 2022   13:22 Diperbarui: 13 Juli 2022   04:43 3019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Timnas Indonesia U-19 saat melawan Filipina U-19. (Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/via KOMPAS.COM)

Sebelumnya PSSI telah membayar denda atas kesalahan yang dilakukan oleh keempat pemain tersebut, tetapi tiba-tiba jelang laga Final leg kedua, Timnas Indonesia digembosi dengan melarang Elkan Baggott, Victor Igbonefo, Rizky Dwi dan Rizky Ridho bermain di laga final.

Pada akhirnya Indonesia kalah secara agregat dari Thailand dengan skor 2-6. Turnamen di wilayah ASEAN memang tidak pernah lepas dari yang namanya kecurangan, karena setiap negara yang menjadi tuan rumah menghalalkan segala cara agar meraih kemenangan maupun menjadi juara.

Pada gelaran SEA Games 2021 kemarin, Timnas Indonesia juga diberikan fasilitas lapangan latihan yang sangat buruk. Bahkan coach STY menyebutnya, lapangan latihan Timnas Indonesia di SEA Games 2021 lebih buruk daripada lapangan untuk anak Sekolah Dasar di Korea Selatan.

2. Kompetisi AFF Terkesan Tak Jelas dan Terlalu Banyak Agenda

Kompetisi yang diselenggarakan AFF kesannya tidak jelas, karena tidak masuk dalam kalender FIFA. sehingga, laga sekelas Piala AFF yang dianggap "Piala Dunianya milik Negara-negara ASEAN" oleh FIFA hanya diakui sebagai laga persahabatan. AFF sangat cerdik dalam memanfaatkan fanatisme suporter di beberapa Negara di Asia Tenggara.

Pangsa pasar inilah yang kemudian dijadikan alat ekonomi oleh AFF untuk menyelenggarakan kompetisi Piala AFF baik di tingkat senior maupun tingkat junior. Hanya di tingkat regional Asia Tenggara saja yang mempunyai kompetisi paling banyak di dunia dan menjadi kompetisi di tingkat regional yang menyedot animo penonton terbanyak. Dengan mudah AFF mendapatkan sponsor, yang sudah otomatis masuk dalam pundi-pundi kas keuangan mereka.

Hampir setiap dua tahun sekali pecinta sepakbola tanah air disuguhi tontonan yang pada akhirnya menghasilkan fanatisme semu di dunia maya, yaitu Kompetisi Piala AFF level senior, Piala AFF U-23, Piala AFF U-19 dan Piala AFF U-16.

Sebelumnya suporter Indonesia hanya bergesekan dengan suporter dari Malaysia, dengan banyaknya agenda kompetisi dari AFF akhirnya membuka persaingan dengan suporter Vietnam dan terkadang suporter Thailand.

Mungkin hal ini juga bisa menjadi penyebab pudarnya potensi bakat pemain muda Indonesia, ibaratnya "layu sebelum berkembang". Lha mau gimana lagi, pemain muda Indonesia sudah mulai dapat sorot media sejak usia 16 tahun saat ikut kompetisi Piala AFF U-16, kemudian lanjut ke Piala AFF U-19 dan akhirnya Piala AFF U-23. Sehingga setelah terjun di kompetisi Piala AFF level senior, potensi pemain Indonesia sudah habis. Para pemain Indonesia seperti kehabisan bensin saat bermain di level senior.

Contoh terbaru, Marselino Ferdinan mengalami cedera saat bertanding melawan Thailand di Piala AFF U-19 dan harus menepi selama 2 bulan. Hal ini tak lepas dari padatnya agenda AFF yang membuat jadwal pertandingan bahwa setiap tim harus bertanding setiap dua hari sekali.

Jika Indonesia keluar dari AFF, yang dirugikan pasti AFF karena kehilangan pangsa pasar fanatik melalui basis besar suporter Indonesia. Selain itu, para pemain Indonesia tidak akan mengalami kelelahan karena harus mengikuti jadwal padat AFF.

3. Pemain Bisa Lebih Fokus Membela Klub

Selama ini setiap gelaran Piala AFF dimulai, ada saja konflik kepentingan antara klub Liga 1 dengan PSSI. Hal ini pernah terjadi pada gelaran Piala AFF 2016, yang pada akhirnya menghasilkan keputusan setiap klub Liga 1 hanya melepas pemain ke Timnas Indonesia maksimal dua pemain. Kondisi ini terjadi saat Timnas Indonesia ditangani oleh pelatih (Alm.) Alfred Riedl.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun