Mohon tunggu...
Son Hardy
Son Hardy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mungkinkah Jokowi Kalah dan Prabowo Presidennya? Jujur, Kadang Saya Mengharapkannya

17 Agustus 2018   22:42 Diperbarui: 17 Agustus 2018   23:14 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkinkan terjadi Pak Jokowi Kalah dan Pak Prabowo maju menjadi presiden kita di 2019 ? Itu merupakan skenario terburuk yang kadang saya harapkan terjadi.

Bukan rahasia negara lagi kalau pendukung Ahok dan juga yang bukan pendukung Ahok (tidak pernah memilih Ahok di Pilkada lalu) perlahan tapi pasti meninggalkan Pak Jokowi sekarang ini termasuk saya, yang sama sekali semasa hidup saya belum pernah ikut pemilu gono gini atau pilkada gono gini. Jujur saya bosan dengan pemerintahan sekarang ini, tertinggal di ekonomi dan melembek di hukum, belum lagi blunder pemilihan Cawapres belum lama ini.

Bagi saya (dan juga mungkin kaum minoritas tionghoa di negeri ini) sebenarnya tidak penting siapa yang menjadi presiden Indonesia, yang penting pokoknya dapat ikut membantu roda perekonomian bangsa saja saya/kami sudah senang. Sebodo teing dengan politik, kalo kata orang Sunda mungkin begitu ya.

Kalau kita pantau komunitas maya seperti kaskus di bagian Berita & Politik nya, sejak akhir-akhir ini mulai memanas kembali, plus ditambah dengan meme-meme lucu mungkin dari pendukung Pak Jokowi dan Pak Prabowo.

Ada yang menggambarkan Pak Prabowo sebagai Capres Abadi, ada yang menggambarkan kalau Pak Sandiaga itu 'instagrammable', sedangkan Pak Jokowi cuma 'plongoable', ada yang memasukkan gambar tentang ingat fatwa MUI yang pernah dibuat oleh Pak Ma'ruf sebelum terpilih jadi Cawapres Pakde, dan disangkutpautkan dengan Pak Ahok yang sekarang sedang mendekam di Mako Brimob.

Tidak kurang kata-kata kasar yang kadang berbau SARA, kadang tidak jauh dari nasi bungkus, nasi kotak, kampret, cebong, sekarang muncul lagi era kardus. Terus kalau kita simak disana juga ada yang menulis betapa kita (apalagi bukan pendukung Ahok atau Jokowi yang garis keras) bukan manusia apabila kita harus memilih cawapres yang pernah ikut berperan memenjarakan Pak Ahok. Kalau saya lihat juga betapa cepatnya Pak Jokowi berubah baju seperti Kamen Rider, dari kotak-kotak ke baju putih dengan tulisan "Bersih, Merakyat, dan Kerja Nyata" yang nampaknya ingin menyesuaikan dengan pasangan barunya. Itu yang membuat orang kecewa !

Jujur saya benci politik, kata orang politik itu sama seperti kalau kita bermain game catur online mengorbankan pion-pion, ada bidak, ada sbom, ada gajah/menteri, ada raja, ada ratu, dan ada kuda. Kalau saya yang hanya orang awam harus menilai, Pak Jokowi yang dulu orang-orang anggap sederhana, bersih dan merakyat, tapi ternyata tidak setia kawan, dan tidak memiliki integritas. Kenapa begitu ?

Pertama, saya sebagai orang keturunan, kalau nonton film-film Mandarin saja misalnya (tidak perlu jauh-jauh ke film Hollywood), tidak akan meninggalkan teman / kawan lama yang sudah berjuang bersama-sama, ada saatnya "business is business", ada saatnya "Whatever happens, we are still old friends". Sedangkan langkah-langkah permainan catur Pak Jokowi sepertinya terlihat tidak peduli teman atau lawan, yang penting naik seperti dalam permainan ular tangga, tidak peduli teman lama dalam penjara atau harus dikorbankan untuk menang. Kedua, Pak Jokowi sepertinya tidak memiliki integritas, karena sepertinya hanya mengikuti pesan sponsor (ketua-ketua partai) yang dapat dilihat dari tidak terpilihnya Pak Mahfud MD, namun menyeberang dari ideologi ke-Bhinnekaan, ke ideologi 212 bahwa agama harus terlibat, dan bukan cuma itu saja, baju yang tadinya berkotak-kotak dengan sepelenya diganti dengan baju putih-putih. Itu yang membuat orang kecewa !

Jujur saya besarnya di Eropa dimana agama dan pemerintahan itu sekuler atau terpisah, dan itu sangat berhasil di kebanyakan negara-negara maju. Tapi mungkin kalau memang tidak cocok sekuler, ya tidak perlu diterapkan di negeri kita. Tapi dengan menggandeng cawapres yang baru ini, Pakde berkesan mengakui bahwa kalau sebelah sana jualan agama, yuk kami ikutan jualan agama.

Apakah itu tidak merendahkan prinsip-prinsip yang selama ini dibangun dengan susah payah dengan segala kebhinnekaannya ?

Kalau saya pak Jokowi saya akan malu setengah mati, betapa rendahnya harga diri saya apabila harus dibanting dan dijual dengan harga Midnight Sale. Terus yang saya lihat, pak Kwik Kian Gie yang juga tergolong orang panutan dalam komunitas Tionghoa selain Pak Ahok juga sudah mulai berseberangan dengan Pak Jokowi, yaitu dengan terpilihnya ia menjadi bagian dari tim pemenangan Pak Prabowo dan Pak Sandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun