Mohon tunggu...
Sokhibul Anwar
Sokhibul Anwar Mohon Tunggu... Mechanical Operator | Penulis lepas

Aku hanyalah sebutir debu dunia yang sedang belajar menjadi cahaya. Menulis untuk mengingat, berbagi untuk menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenapa Dokter Selalu Menyuruh Jaga Pola Hidup? Ini jawabannya

23 Juni 2025   17:40 Diperbarui: 23 Juni 2025   17:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokter sedang memberi nasihat dan menjelaskan diagnosa pasien. Sumber : pexels.com

Kenapa Dokter Selalu Menyuruh Jaga Pola Hidup? Ini jawabannya

Oleh: Sokhibul Anwar

Cerita ini dimulai dari kalimat yang sering kita dengar, tapi jarang sungguh-sungguh kita dengarkan.

Setiap orang pernah sakit.
Sebagian datang ke klinik dengan keluhan ringan, sebagian lain membawa kekhawatiran yang belum sempat diberi nama.
Lalu setelah pemeriksaan, obat, dan sedikit nasihat, konsultasi berakhir dengan kalimat yang selalu sama:

"Perbaiki pola makan dan jaga pola hidup sehat ya.. mas/mbak."

Kalimat itu seperti pengantar pulang yang sudah hafal di luar kepala.
Tapi justru karena sering diucapkan, banyak orang mulai meremehkannya.
Padahal kalau dipikir lebih dalam lagi, di situlah inti dari penyembuhan yang sebenarnya.


Ketika Obat Hanya Menjadi Pereda, Bukan Pemutus Masalah

Sumber : pexels.com
Sumber : pexels.com


Banyak orang datang ke dokter dengan harapan sakitnya sembuh dengan cepat, minum obat tiga kali sehari, dua hari kemudian pulih seperti sedia kala. Tapi yang jarang disadari adalah:
obat itu sifatnya cuma menenangkan gejala, bukan mengubah akar masalah.

Dan akar masalah dari sebagian besar penyakit yang kita alami saat ini adalah: pola makan yang sembarangan, gaya hidup yang buruk, dan kebiasaan yang mengabaikan tubuh.

Ketika Tubuh Menolak Diabaikan

Ilustrasi gejala sakit muncul. Sumber : pexels.com
Ilustrasi gejala sakit muncul. Sumber : pexels.com


Dulu, aku pun seperti itu. Terlalu percaya diri merasa sehat karena masih bisa bekerja, begadang, merokok, dan makan sembarangan.
Hingga akhirnya, saat menjalani tes kesehatan untuk perpanjangan kontrak kerja di pabrik, hasilnya sangat mengejutkan serta menyentak: terdeteksi flek paru (TB) meskipun tubuh secara kasat mata tampak baik-baik saja.

Saat itu aku gagal perpanjangan kontrak. Rasanya seperti ditampar diam-diam oleh tubuh sendiri.
Selama ini ia diam, tapi ternyata menyimpan banyak perlawanan. Dan ketika akhirnya bicara, ia tak lagi memberi peringatan kecil, ia memberi konsekuensi yang besar.

Selama enam bulan pengobatan, aku mulai belajar ulang cara memperlakukan tubuh.
Mulai dari menjaga waktu tidur, memperbaiki pola makan, hingga akhirnya kembali ke gym (bukan lagi demi bentuk tubuh), tetapi demi kepangsungan hidup dengan lebih layak dan berarti.

Sejak saat itu, sudah empat tahun lamanya aku menjaga pola hidup lebih sehat. Dan dari pengalaman itu, aku sadar:
dokter tidak sedang menggurui saat berkata "perbaiki pola hidup." Mereka hanya menyampaikan yang sebenarnya tubuh kita sendiri sudah teriak-teriakkan sejak lama.

Sakit seringkali datang bukan sebagai hukuman, tapi sebagai pengingat: bahwa tubuh bukan mesin yang bisa terus dipacu tanpa istirahat.
Dan dokter, di balik resep dan stetoskopnya, bukan hanya pemberi obat, tapi pengingat agar kita kembali ke hal-hal dasar seperti makan yang sehat, istirahat dengan cukup, hidup dengan seimbang.

Jadi, jika nanti datang ke dokter dan kembali mendengar nasihat "perbaiki pola makan dan pola hidup sehat,"
jangan buru-buru meremehkannya.

Karena bisa jadi,
itulah satu-satunya kalimat yang terdengar sederhana,
tapi bisa menyelamatkan hidupmu kalau sungguh dijalani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun