Mohon tunggu...
Soimatul Muarofah
Soimatul Muarofah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Semangat terus untuk berkarya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektifkah Strategi Pembelajaran Ekspositori di Masa Pandemi Covid-19?

25 Juni 2021   06:22 Diperbarui: 25 Juni 2021   08:09 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan paradigma pendidikan yang sebelumnya dilakukan melalui pendekatan teacher center menjadi student center membuat dunia pendidikan di Indonesia mengalami situasi yang terdapat peluang dan tantangan yang tidak mudah, terutama ditengah kondisi Pandemi Covid-19 saat ini. Adanya perubahan tersebut menuntut pendidikan di Indonesia harus mengarah pada pendidikan digitalisasi. Selain itu, pendidikan digitalisai ini sejalan dengan era revolusi 4.0 yang sekarang telah memasuki negara Indonesia.

Diposisi inilah seorang guru harus mulai mencari inovasi-inovasi yang tepat dalam mengajarkan materi pembelajaran kepada siswa agar mudah diterima oleh mereka, terutama untuk siswa di tingkat sekolah dasar. Dimana anak usia sekolah dasar adalah mereka yang berusia 6 sampai dengan 12 tahun yang sedang menjalani tahap perkembangan masa kanak-kanak dan memasuki masa remaja awal (Purnomo & Syuaeb Kurdie, 2017:95). Oleh karena itu, penting sekali seorang guru menguasai strategi-strategi pembelajaran yang tepat untuk diimplementasikan kepada siswa SD.

Lantas bagaimana dengan strategi pembelajaran ekspositori? Apakah stategi pembelajaran ini efektif diterapkan selama pembelajaran dimasa Pandemi Covid-19? Kerena telah diketahui semenjak menyebarnya virus Covid-19 di belahan dunia termasuk Indonesia, merubah sistem pembelajaran yang sebelumnya tatap muka menjadi pembelajaran daring. Hal inilah membuat perlunya adaptasi bagi seluruh civitas akademik dan siswa di setiap tingkat pendidikan. Selain itu, dengan terlaksananya pembelajaran daring ini harus tetap menyesuaikan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum K13. Sesuai dengan pengertiannya, kurikulum K13 merupakan kurikulum yang mencoba menjawab dari kebutuhan baik peserta didik maupun kebutuhan penggunanya (Masykur, 2019:117). Dari sinilah dapat dilihat antara tuntutan kurikulum K13 dan munculnya pandemi Covid-19 tidak menutup kemungkinan membuat strategi ekspositori eksis kembali demi berjalannya proses pembelajaran di Indonesia.

Menurut Nasution (2017:91) yang memaparkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menitik beratkan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada sekolompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori cenderung lebih menekankan penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks, referensi atau pengalaman pribadi.

   Bapak Masdarul Khoiri, seorang Wakil Kepala Bidang Kurikulum di SDI Kota Blitar menyampaikan, pembelajaran selama pandemi Covid-19 di SDI Kota Blitar secara penuh dilakukan melalui pembelajaran daring. Hal ini disebabkan banyaknya jumlah siswa di sekolah tersebut. Strategi pembelajaran yang digunakan pun beragam, semua tergantung pada materi yang disampaikan. Jadi tidak sepenuhnya menggunakan strategi ekspositori, tetapi tidak juga meninggalkan strategi ekspositori. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara pada Rabu tanggal 16 Juni 2021 di SDI Kota Blitar.

Sementara salah satu guru di SDN Umbuldamar Kec. Binangun yaitu Ibu Sofia Suudiyah menuturkan, pembelajaran K13 seharusnya bisa membuat siswa lebih aktif dalam menggali ilmu pengetahuan. Namun, pada kenyataannya kegiatan pembelajaran di SDN Umbuldamar sepenuhnya masih menggunakan strategi ekspositori karena kurangnya sarana dan prasarana di sekolah tersebut. "Selama pandemi ini di SDN Umbuldamar tidak melakukan pembelajaran daring, sebab jumlah siswa di setiap kelasnya hanya sekitar 10 siswa. Selain itu, apabila dilakukan pembelajaran daring mayoritas siswa kurang memahami materi walaupun guru sudah memberikan media pembelajaran yang berupa video pembelajaran. Jadi, mau tidak mau guru harus menjelaskan ulang terkait materi tersebut di dalam kelas". Tuturnya saat diwawancarai pada hari Minggu (20/6/21) di Mandesan, Selopuro.

Berpijak pada uraian diatas, dapat diketahui bahwa keefektifan strategi pembelajaran ekspositori di masa pandemi ini sangat tergantung dengan situasi dan kondisi dari setiap sekolah serta materi yang sedang dipelajari saat itu. Memang strategi pembelajaran ekspositori sudah tergantikan oleh strategi yang bersifat student center, tetapi metode dan tekniknya tidak dapat ditinggalkan begitu saja terutama selama pandemi mayoritas guru menyampaikan materi hanya melalui media video pembelajaran. Jadi, metode ceramah dan tanya jawab pasti tetap digunakan ketika menyampaikan penguatan materi kepada siswa. Hanya saja kadar penggunaannya yang dikurangi, berarti dalam penyampaian materi pada siswa harus dikombinasikan dengan metode dan teknik pembelajaran lainnya supaya bisa memberikan kesan pembelajaran yang bermakna kepada siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Masykur. (2019). Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar Lampung: CV. Anugerah Utama Raharja.

Nasution, W. N. (2017). Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing.

Purnomo, H., & Syuaeb Kurdie. (2017). Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Penerbit K-Media.

Nama                 : Soimatul Mu'arofah

NIM                  : 1986206016

Prodi                 : PGSD A4

Mata Kuliah      : Strategi Pembelajaran di SD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun