Mohon tunggu...
SofialWidad
SofialWidad Mohon Tunggu... Penulis - Latahzan innalloha ma'ana

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin Instagram : _sofialwidad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Akhir

10 Februari 2022   21:00 Diperbarui: 10 Februari 2022   21:01 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa bulan berlalu hampir akhir tahun. Aku masih tetaplah sama dengan keadaan yang sama, banyak surel telah dikirim ke banyak lowongan pekerjaan, banyak lembar kertas surat lamaran pekerjaan juga sudah dikirimkan dan tidak satupun yang memberikan kabar gembira untukku.

Sepertinya aku sudah mati rasa, sudah terbiasa akan semua hal itu. Paman sudah menyerah untuk menjodohkanku dengan salah satu anak kenalannya, aku hanya bisa bernafas lega setelah satu beban terlepas dari pundakku.

Setelah beberapa hari berlalu aku mendapat surel disana dinyatakan aku lolos seleksi interview dan mendapat ucapan selamat bergabung. Seolah ada bunga yang mekar dalam perutku, buliran air mataku jatuh dengan sendirinya. Perempuan yang selama ini menundukkan kepalanya lekat-lekat, menutup telinganya, menutupi wajahnya. Akhirnya Tuhan memberikannya jalan serta keputusan pada waktu yang menurut-Nya tepat dan terbaik.

Aku memberitahu ibuk dan ia ikut menangis dengan kabar ini. Padahal aku hanya diterima kerja bahkan keluarga ini bahagia dengan alasan yang cukup sederhana, 2 tahun lebih setelah kelulusan itu aku hanya bisa berdoa agar cepat dikeluarkan dari masa sulit.

Aku perempuan yang hampir menyerah, aku perempuan yang pernah berpikir untuk mati saja, aku perempuan yang selalu berkecil hati, dan aku perempuan yang terus disingkirkan ketepian tanpa mereka tau apa yang aku bisa dan aku mampu. Aku ingin membuktikan bahwa langkah perempuan juga pasti, bisa sukses, bisa mandiri, dan bisa kuat menghadapi segalanya dengan rasa percaya diri.

Ternyata benar "apapun yang telah ditakdirkan untukmu tidak akan pernah melewatimu sedikitpun, jika tidak ditakdirkan untukmu makan tidak akan pernah bertahan bersamamu dan akan segera melewatimu."

Inilah sedikit kisahku perempuan yang memiliki mimpi.

(selesai)          

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun