Mohon tunggu...
Sofia Sof
Sofia Sof Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merekalah Kebahagiaanku

3 Desember 2017   13:00 Diperbarui: 3 Desember 2017   13:09 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari datang tersenyum mereka pada bunga-bunga di depan rumah. Terbangunlah aku dari sudut kamarku, yang semalaman tidur di pojok sisi kamar dengan piama merah muda. Aku turun dari tangga dan memikirkan hal yang seharusnya sudah terjadi 6 jam lalu, tapi tiba-tiba ayah dan ibuku datang menghampiri dengan rapi dan berkata "Selamat Pagi, Nak. Sarapan sudah ibu siapkan di meja makan. 

Kamu jadi ada ekskul di sekolah hari ini bukan? Cepatlah makan dan bergegaslah pergi, ini hari libur. Datanglah tepat waktu ke sekolah, semakin siang jalanan mulai macet." Katanya tak henti. "Ibu dan ayah akan pergi kemana? Pagi-pagi gini sudah rapi? Apakah kalian tidak melewatkan sesuatu di hari ini?" tanyaku sedikit jutek. Akan tetapi ibuku tidak sempat menjawab pertanyaanku, mereka lalu bergegas pergi dengan sedikit kata "Udah ya ayah dan ibu sudah terlambat untuk mendatangi acara renoni SMA ibu". Lanjutku menghampiri meja makan dan menyantap nasi goreng buatan ibu.

Pukul 08.00 aku mulai beranjak dan mengendarai sepeda motorku menuju sekolah untuk ekskul. "Ini juga, ini kan hari libur, masih aja disuruh dateng untuk pertemuan ekskul." Gumamku di sela-sela perjalanan. Kemacetan tak terduga pun terjadi di Jalan Raya Bungah dan waktu sudah mulai menunjukkan jam 08.15 "aduh, bisa bisa aku terlambat nih, udah telat 15 menit gini" gumamku ulang di tengah kemacetan.

Tak selang beberapa waktu setelah jalanan tak lagi macet, aku pun mulai meneruskan perjalananku ke sekolah, dan tiba-tiba ketika aku masuk ke ruangan yg telah ditentukan aku terkejut akan Ketua ekskul yang melotot di depanku dan berkata "Bagus ya, jam segini baru datang! Sudah ada konfirmasi lagi kalau ekskul dimulai pada jam 07.00 dan sekarang kamu baru datang? Kamu tau!! Kita sudah setengah jalan merapatkan kegiatan kita." 

Dengan ekspresi marah dan aku pun menjawab "tapi kak, aku tidak mendapat konfirmasi lagi dari kakak panitia, jadi kupikir waktunya masih sama dengan yang diberikan kemarin.". "Tak usahlah banyak alasan. Sekarang kita sudah mau pulang, dan jangan banyak bicara lagi di sini." Mintanya dan aku hanya terdiam dan langsung pulang dengan hati yang kesel tak terkira. Aku merasa aku tidak salah, karena memang aku belum dapat konfirmasi lagi jika waktunya diubah lagi.

Sampaiku di rumah, masih dalam suasana pagi. Adikku datang menghampiriku "Kakaak.. maafkan aku, tadi aku gak sengaja mecahin guci kecil yang ada di atas meja belajarmu tadi" kataya. Aku langsung bergegas ke atas dan melihat ke dalam kamarku. Kekesalanku bertambah dengan adanya pemberitahuan guci kesayanganku pecah. aku tetap mencoba bersabar dan menahan emosi.

Pada suatu petang, tepat saat adzan maghrib dikumandangkan, Entah kemana adikku pergi bersama bibiku sampai maghrib ini pun mereka belum juga datang. Karena tidak ada orang di rumah akupun menikmati malam dengan makan di kamar. Tepat pukul dimana semua orang tertidur hanya aku sendiri yang masih termenung dan memikirkan keseharianku dari mulai bangun sampai detik dimana seharusnya aku sudah mulai merasa bahagia atas kehadiran orang-orang yg kusayangi datang menemani hariku, tapi tak ada satu pun orang yang mengingat hari apa ini, rasa kesalku tak terbendung tumpahlah tangisku.  

Tibalah suwaktu-waktu keramaian datang dari luar kamarku, dan kumembuka "Surprise!!!" kejutan datang tak terkira, semua keluargaku kumpul, ayah ibuku, bibi dan adikku, tak lupa juga teman-teman serta kakak tingkat ekskul juga datang merayakan hari jadiku. "Sorry ya bukan maksud kakak tadi marahin kamu, sebenarnya itu cuma acting semata supaya kamu ngerasa kesel hari ini." 

Ujar kakak ekskul dengan tertawa lepas. "Selamat Ulang Tahun anakku,maaf ya tadi ayah dan ibu sengaja ninggalin kamu sendirian di rumah, sebenarnya ayah ibu tidak tega meninggalkanmu di rumah dengan perasaan yang tak enak ati, tapi inilah sekarang kita berada di sampingmu, bersamamu" kata ayah haru. 

"Apakah kepergian bibi dan adik juga dikarenakan hal ini sama seperti yang lainnya?" tanyaku. "oh tidak kak, emang kita tidak sengaja meninggalkanmu karena bibi ada urusan di luar dan dari pada adikmu sendirian di rumah denganmu dalam posisi marah pada adikku jadi ya bibi ajak saja sekalian", Ucapnya.  

Sungguh bahagia hatiku, bisa berada di tengah-tengah kehangatan kebersamaan ini dengan keluarga dan teman-teman. Sempat kumengira mungkin aku sudah tak penting lagi bagi mereka tetapi tidak, mereka memberikan suatu kebahagiaan yg tak terkira di hari ulang tahunku. I really love it. Terima kasih semuanya untuk kebahagiaan yg telah kalian berikan kepada aku anak yang nakal ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun