Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jejaring Sosial: Aksi Polos Cara Farhat

6 Januari 2014   00:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Twitter belakangan kian populer. Tak sedikit yang menjadikan media jejaring sosial itu untuk menguji kepopulerannya. Seperti halnya juga tak sedikit yang mencari popularitas dari sana. Terkait ini, nama Farhat Abas termasuk paling mampu mencuri perhatian publik.

Ya, ia sukses mencuri perhatian banyak orang. Cuit-cuitnya di Twitter tak hanya mendapatkan banyak respons, tapi bahkan mampu menjadi bahan berita. Dengan kata lain, tak sedikit berita lahir hanya dari cuit-cuit pengacara itu. Hanya, saya belum tahu, sisi positif apa saja yang bisa diambil dari berbagai kata-kata yang dihambur-hamburkan suami penyanyi sendu ini.

Sambil menunggu bus di halte, saya mencoba membuka-buka isi twit di akun Twitter Farhat (@farhatabaslaw). Mencerna-cerna berulang-ulang, harap-harap untuk tak salah cerna. Sampai saya yakin benar, saya tidak salah cerna.

Pengacara ini sepertinya memang ingin menjadi sosok yang 'vokal'. Ia menabur kritik-kritiknya, untuk bocah-bocah yang tak disukainya, sampai dengan figur publik yang--entah kenapa--membuatnya gerah.

Jika saya mengumpamakan Farhat sebagai prajurit tentara, maka dia adalah prajurit tentara paling boros. Pelurunya tidak ditembakkan ke arah lawan yang memang pantas untuk ditembak. Tapi ia menembak siapa saja. Tembakannya itu tak berlaku hanya bagi yang bersedia memujinya dan mengangguk hormat kepadanya sebagai 'calon presiden'.

Kemarin sore, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil giliran menjadi sasaran borosnya Farhat Abas dengan peluru yang ia punya. Masalah yang ia jadikan titik bidik itu adalah kebijakan wali kota berlatar belakang arsitek yang mengadakan satu taman dengan nama unik "Taman Jomblo." Eh bukan, ia benar-benar tak hanya melepaskan satu peluru.

Pengacara kondang ini juga menyorot kebijakan Ridwan Kamil soal wi-fi di masjid-masjid, konsep Jumat Sepeda, dan berbagai kebijakan sang wali kota. Menurut Farhat, kebijakan itu sama artinya membuat penduduk Bandung kembali menjadi anak kecil. Ia membahasakan dengan, "Duh jadi anak kecil lagi deh semuanya."

Sayangnya, ia tak mendapatkan respons serius dari tokoh yang kali ini menjadi incaran dia. Justru ia menuai komentar dari salah satu pengguna Twitter yang membalas kritiknya dengan, "Om, kalo Pak Ridwan Kamil bisa buat Bandung jadi enak, ramah lingkungan. Nah, apa yang bisa Om buat selain membuat sensasi?" (mengutip @NnaDianna).

Tak berhenti di situ, Farhat pun melemparkan beberapa tudingan kepada wali kota tersebut. Pengacara ini dengan nada yakin menulis cuit, bahwa apa yang sudah dilakukan Ridwan Kamil asli sebagai pencitraan. Wali kota itu, menurutnya, belum membagikan APBD  kepada rakyat secara merata. Sementara ia juga mengaku tahu sekali situasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bandung.

Cuit ini hanya ditanggapi enteng oleh Ridwan yang meminta Farhat untuk menyebutkan jumlah APBD itu dalam satu menit. Uniknya, dengan polosnya pengacara tenar itu memberikan jawaban seolah mengejar tenggat waktu jawab yang diberikan Ridwan Kamil. Niat hati terlihat cerdas, apalah daya hanya mengundang tawa. Entah dosa atau bagaimana, saya mengaku turut tertawa terkekeh dengan aksi pengacara ini.

Kepada media yang mewawancarainya, Ridwan Kamil mengaku, ulah pengacara tersebut justru membuat dirinya terhibur. Bahasa cukup halus untuk menjelaskan, betapa aksi sang pengacara di ranah Twitter itu lebih terlihat sebagai banyolan alih-alih terlihat sebagai kata-kata seorang intelektual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun