Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kala Kebohongan Jadi Perekat Prabowo dan Sandi

10 Januari 2019   14:16 Diperbarui: 10 Januari 2019   14:19 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa kali Sandiaga terbukti membohongi publik, saat semestinya ia tampil lebih edukatif sebagai calon pemimpin - Gbr: Gosipviral.com

Ironis karena kebohongan itu tidak hanya dilakukan Prabowo. Jika Prabowo sudah menebar kebohongan lewat klaim sepihak atas Ratna Sarumpaet yang katanya dianiaya dan disiksa, hingga kebohongan soal harga hingga utang negara, Sandi pun terlihat tidak mau kalah.

Sandi pun menciptakan kebohongan-kebohongan lain, seperti cerita tentang tempe yang katanya setipis ATM. Sementara kita rakyat biasa yang sering turun ke pasar menemani istri, tidak melihat seperti dilihat oleh calon wakil presiden ini. 

Atau, bagaimana Sandi mengemas cerita tentang Ibu Lia di Pekanbaru yang katanya diberi uang Rp100 ribu tapi cuma bawa pulang bawang dengan cabai. Mungkin Sandi ini sendiri memang terlalu sibuk sebagai seorang elite, tidak pernah menemani istri ke pasar, hingga cerita begitu dipercaya mentah-mentah, dan disebarkannya kepada banyak orang. 

Itu yang bikin saya terbayang, pastilah pembantu-pembantu Cawapres ini diam-diam tertawa. "Heh, Pak! Boleh dong ntar tiap belanja bulanan, cabai dan bawang dijatahin sebulan tiga juta deh!" Naga-naga, Cawapres begini bahkan bisa ditipu oleh pembantu rumah tangganya sendiri. Lalu yang begini mau mengurus negara yang punya seabrek masalah lebih dari sekadar bawang dan cabai?

Makanya saya tidak habis pikir, ada Cawapres gini amat! 

Kalau salah satu saja yang sekali dua kali salah omong, bisa dimaklumi. Namun melihat berkali-kali ia berbicara dengan cerita yang lebih kental kebohongan, dan kebohongan ini pun dengan rajin ditebarkan sosok paling menentukan, Prabowo sebagai Capres, tampaknya memang mereka meyakini bahwa kebohongan adalah sebuah jurus penting dalam politik.

Jika kebohongan telah sangat diyakini sebagai sebuah langkah penting, lalu bagaimana calon pemilih bisa yakin bahwa jika mereka kelak memimpin takkan membohongi rakyat?

Dengan benang merah yang mempertemukan kebohongan pasangan Capres/Cawapres Prabowo-Sandi ini, memantik kecurigaan saya sebagai rakyat. Jangan-jangan mereka berkuasa cuma untuk membohongi rakyat saja. Jangan-jangan mereka berpolitik hanya untuk membohongi orang-orang saja. 

Apalagi ketika seorang Sandi sesumbar bisa mengubah nasib rakyat lebih cepat dibandingkan yang mampu dilakukan seorang Nabi, dari mana bisa melihat bukti berdasarkan rekam jejaknya?

Berapa bulan ia menjadi wakil gubernur di Jakarta? Apakah dalam tiga bulan pertama ia sudah berperan penting mengangkat ekonomi warga di Jakarta. Apakah selama itu ia sudah membuat warga di sini melejit ngalah-ngalahin mukjizat dimiliki Nabi? 

Ia hanya meninggalkan jejak berupa kebohongan demi kebohongan. Ini sejatinya adalah sesuatu yang sangat dimusuhi di negeri ini dan masih gencar diperangi oleh pemerintah dan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun