Sayang sekali, Pak Capres kita ini belum jadi presiden. Dia pun tidak bisa minta bantu kepada pemerintah, "Tolong dong, beredel saja media-media itu tuh!" Jelas, karena minta bantu kepada lawan, sama saja mencoreng muka sendiri.Â
Jadilah di depan banyak wartawan, Prabowo memilih menunjukkan karakternya bahwa, "Gue mantan jenderal, lho! Jangan main-main dengan saya!"
Kira-kira itulah kesan dari pernyataannya kepada beberapa wartawan tempo hari (dengan bahasa versi saya, tentunya) saat ia memilih meluapkan kekecewaannya kepada kalangan media. Dalam kondisi emosi, penggunaan kata "gue" dan "saya" bisa saja muncul dalam satu kalimat.
Di sisi lain, keputusannya menunjukkan karakter sebagai pemberang di depan media pun memunculkan tanda tanya di media lainnya, yakni media sosial.
"Itu disengaja atau alami saja?"
"Jangan-jangan sikapnya di depan wartawan gitu cuma buat bikin namanya jadi obrolan lagi ..."
"Bisa jadi itu cuma caranya saja biar namanya tetap terjaga, karena sudah pasti diberitakan oleh media ..."
Jika Anda rajin membuang waktu di media sosial, akan dengan mudah menemukan kalimat bernada kegamangan seperti itu. Apalagi ini tahun politik, kegamangan yang muncul bisa saja lebih serius daripada kegamangan bujang lapuk yang masih bertanya-tanya, apakah dia memutuskan kawin saja atau tetap memilih sendirian saja.Â
Namun di tengah kencangnya berita seputar kurangnya berita tentang "aksi jutaan umat" tadi, hingga Prabowo kecewa, saya juga punya sudut pandang lain. Boleh jadi sudut pandang ini juga terbetik di kepala Anda--entah Anda beruban atau belum. Bahwa, jangan-jangan Prabowo gusar hanya karena ia sedang menjadi korban "PHP"--istilah coding yang kini diterjemahkan sebagai "Pemberi Harapan Palsu."
Sebab melihat lagi, bahwa memang jika membuka-buka laman berita, status Prabowo di sana tak lebih sebagai tamu. Mengherankan, kok bisa seorang tamu bisa lebih risau daripada orang yang punya acara.Â
Nah, jangan-jangan ini cuma acaranya sendiri, karena dengan acara ini maka mereka yang sedang semangat-semangatnya membela agama bisa direcoki, bahwa jika membela dia hingga ia jadi penguasa, maka itu bagian dari membela agama!