Mohon tunggu...
Aming Soedrajat
Aming Soedrajat Mohon Tunggu... Aming soedrajat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi Sejalan Konsep Ekonomi Islam dan Ideologis

23 Maret 2025   04:40 Diperbarui: 23 Maret 2025   04:40 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Istimewa / Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi 

Langkah strategis yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) selaras dengan konsep ekonomi Islam seperti yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz, khalifah kedelapan dari empat belas khalifah yang memimpin Bani Umayyah.

Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz dianggap paling sukses sepanjang kekhalifahan. Bahkan, sampai mendapatkan gelar Khalifah Rasyid yang ke lima karena pemerintahannya sesuai dengan sistem khulafaur rasyidin.
 
Dimasa kepemimpinan Umar, rakyat menjadi semakin sejahtera karena pajak semakin ringan, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi. Bahkan, karena sejahteranya masyarakat dibawah kebijakannya, Amil zakat kesulitan untuk mencari mustahik zakat. Kepemimpinananya melahirkan kesejahteraan dan kesadarannya masyarakatnya.

Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz  berlangsung sebentar, hanya dua tahun setengah. Meski dalam waktu singkat, namun Umar bin Abdul Aziz telah menjadi pemimpin yang mampu menyejahterakan rakyat.

Pemerintah dan rakyat sama-sama saling percaya, para jabatan strategis diisi oleh orang-orang yang punya integritas dan reputasi. Upah yang dibayar negara untuk mereka pun terbilang ringan, karena gajih penjabat setara dengan gajih buruh.

Kegiatan untuk surat menyurat pun dipangkas seefiktif mungkin agar tidak menjadi beban Baitul mal (kas negara). Bahkan Umar pernah berkata, 'pertajam pena, perkecil tulisan. Pastikan langsung ketujuan dan tidak bertele-tele' tujuannya untuk penghematan anggaran.

Sementara, konsep Ekonomi Ideologi yang dilakukan oleh Kang Dedi Mulyadi memiliki kesamaan dengan yang dilakukan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yakni konsep ekonomi berdikari.

Ekonomi berdikari tidak pernah dimaksudkan agar bangsa dan negara anti segala sesuatu yang "berbau"asing atau dari luar. Berdikari bukan berarti anti modal asing, bukan berarti anti ahli-ahli asing, bukan berarti anti ilmu dan teknologi dari "luar".

Berdikari yang dimaksudkan Bung Karno adalah sikap nasionalisme yang berwawasan luas dan maju dalam penyelenggaraan ekonomi masyarakat Indonesia.

Ekonomi ini berlandaskan pada kemampuan seseorang untuk mengolah dan mengelola potensi dan sumber daya alam yang ada di wilayah. Merubah "tukang menjadi tuan" di tanah airnya. Masyarkat memiliki kebanggan disetiap profesinya, mampu mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

Gagasan Ekonomi Jawa Barat Istimewa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun