Mohon tunggu...
Aming Soedrajat
Aming Soedrajat Mohon Tunggu... Aming soedrajat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Spirit Padjajaran Anyar, Mengembalikan Kemakmuran Masyarakat Sunda Untuk Kejayaan Nusantara

26 Februari 2025   08:33 Diperbarui: 26 Februari 2025   08:33 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Istimewa / Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi 


Lautan dan daratan, dua wilayah yang pernah menjadi jantung perekonomian Kerajaan Padjajaran. Pasar-pasar dibangun dibanyak tempat, termasuk pasar yang lokasinya strategis berada di sekitar enam pelabuan.

Pasar di sekitar pelabuan kerajaan Padjajaran merupakan pasar yang paling sibuk melakukan transaksi perdagangan. Mulai dari perdagangan nasional, hingga perdagangan internasional untuk mengekspor hasil pertanian masyarakat.

Salah satu pelabuhan paling sibuk di Kerajaan Pajajaran adalah Pelabuhan Sunda Kalapa. Bila dilihat sekarang,  Pelabuhan ini jaraknya tidak cukup jauh dari ibu kota Kerajaan Pajajaran, Puser Dayeuh Pakuan Pajajaran (Bogor).

Kapal-kapal niaga dari ukuran kecil sampai dengan ukuran raksasa berlalu lalang untuk mengangkut hasil bumi masyarakat kepasar-pasar sekitar sebelum dikirim ke pelabuan untuk di suplai ke erbagai wilayah. Sektor pertanian dan perkebunan menjadi komoditas unggulan tanah Sunda untuk di perdagangkan karena kualitasnya.

Peradaban maju kerajaan Sunda berkembang sangat pesat, tidak kalah dengan peradaban Romawi yang kemajuan peradabannya ditandai dengan pembangunan jalan sebagai akses utama pergerakan manusia.

Kerajaan Padjajaran juga memiliki jaringan jalan yang saling terhubung. Mulai dari jalan darat, sampai dengan rute transportasi air. Jalur sungai  dimanfaatkan untuk mengangkut, menjangkau hasil bumi masyarakat yang akan di perdangkan sampai wilayah terjauh dari pusat perdagangan.

Adapun, keenam pelabuan kerajaan Padjajaran memiliki tujuan yang berbeda-beda. pelabuhan di tepi sungai Cibanten, dengan saran penjualan ke wilayah Sumatera. Pelabuhan Pontang, Pelabuhan Cigede dengan lingkup transaksi Pariaman, Andalas, dan sekitarnya.

Kemudian Pelabuhan Tamgara, untuk wilayah kota-kota besar dan terakhir adalah Sunda kelapa yang menjadi pintu perdagangan dunia internasional saat itu.

Kebijakan kerajaan untuk mempercepat pergerakan masyarakat menuju pelabuan didukung dengan rute jalan yang saling terkoneksi. Jalan-jalan tersebut diperkeras menggunakan batu.

Bayangkan, berapa sibuknya pasar dan pelabuan pada waktu itu. Transaksi dan perdagangan yang cepat membuka lapangan pekerjaan yang besar. Banyak masyarakat terlibat dalam hal tersebut.

Berangkat dari sejarah inilah, gagasan besar dan strategis Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) diterapkan untuk menjalankan roda pemerintahan di tanah Sunda. Kita bisa saksikan bagaimana fokus kang Dedi Mulyadi memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang terkoneksi sampai ke level desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun