Mohon tunggu...
Soedjiwa Wijaya
Soedjiwa Wijaya Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya orang biasa yg membiasakan berfikir biasa tapi berdayaguna luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Universalitas Kontra Patriotisme

10 November 2012   04:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Baru beberapa hari yang lalu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai proklamator Republik Indonesia memperoleh gelar istimewa, Pahlawan Nasional. Lalu apakah pemberian gelar merupakan idaman bagi mereka yang berjuang, pastinya tidak. Kalaulah 'ya' nanti tak ada beda dengan gelar (Ir) dan (Drs) di depan nama mereka. Dan untuk itu dengan alasan berjuang demi bangsa dan negara, mereka layak disebut patriot. Bagaimana bagi mereka yang bukan berdarah indonesia dan/atau terlahir di bumi indonesia tetapi berjuang bagi bumi indonesia di tahbiskan sebagai patriot? Bertentangankah dengan arti patriot di Kamus Besar Bahasa Indonesia?
Douwes Dekker, A.R. Baswedan, Tjoe Bou San, Liem Koen Hian dan masih banyak lagi adalah bukan berdarah asli indonesia bahkan ada pula yang tidak terlahir di Indonesia. Tetapi sejarah mencatat andil mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Bahkan boleh dibilang kecintaannya terhadap negeri ini melebihi kecintaan terhadap 'tanah leluhur mereka. Tidak hanya mereka yang berjuang dimasa lalu, sekarang ini banyak juga 'ekspatriat' yang memberi andil luarbiasa untuk bangsa dan negara ini serta layak disematkan 'titel' pahlawan kepadanya.
Sepertinya ideologi kepahlawanan sebagai wujud sebuah perjuangan pantang menyerah yang bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain. Hal itu tidak bisa lagi dipersempit oleh patriotisme karena ini sudah mencakup hal-hal yang bersifat universal/umum. Dengan landasan cinta-kasih, kepedulian terhadap mereka yang menderita, kepedulian terhadap lingkungan, kepedulian terhadap pelestarian budaya serta perasaan senasib dan rasa tanggung jawab. Atau persamaan ideologi maupun keyakinan yang mampu menembus batas administrasi dan kewilayahan suatu negara serta mampu melebur beberapa perbedaan. Bahwa patriotisme merupakan sikap yang penting ditanamkan tetapi lebih penting lagi menanamkan sikap universalitas. Karena kita bagian dari dunia dan tinggal di bawah langit yang satu.
Itu berarti negara dan bangsa bukanlah segala-galanya yang patut dibela. Perlu untuk melihat realitas, fakta, dan asas kebaikan. Jika bangsa dan negara salah, apa perlu dibela? Sikap berlebihan dalam mencintai dan membela bangsa serta negara akan melahirkan CHAUVINISME, KOLONIALISME, FASISME, bahkan ZIONISME.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun