Ada faktor internal dan faktor eksternal yang melatarbelakangi permasalahan belajar siswa tersebut. Faktor internal dapat mencakup aspek intelektual, seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan kondisi fisik. Faktor eksternal meliputi kondisi sosial siswa, seperti lingkungan, ekonomi keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar
Jika kita menutup telinga terhadap kesulitan belajar siswa, tujuan belajar tidak dapat dicapai dengan benar. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa membutuhkan bantuan dalam mencerna buku teks dan mengatasi hambatan lainnya. Kesulitan belajar siswa perlu dipahami dan diatasi sesegera mungkin untuk mencapai tujuan pengajaran dengan benar. Oleh karena itu, perlu dimulainya diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini untuk membantu siswa memperoleh hasil belajar yang terbaik.
Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar, beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan, antara lain: 1) Mengidentifikasi siswa yang dianggap mengalami kesulitan belajar, 2) Melokalisasi kesulitan belajar, 3) Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4) Perkirakan alternatif bantuan; 5) Tentukan cara-cara yang mungkin untuk mengatasinya; 6) Tindak lanjut. Diagnosis kesulitan belajar dibuat dengan menggunakan teknik tes dan non tes. Keterampilan yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar meliputi: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, dan observasi.
Kesulitan mengidentifikasi siswa melalui tahapan-tahapan di atas antara lain berusaha memperoleh informasi tentang profil siswa tentang mata pelajaran, pengetahuan dasar yang dimiliki siswa, kelengkapan indikator, kesalahan yang sering dilakukan siswa, dan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi. membutuhkan pemahaman tentang kalimat. Dan pelajari tentang kebiasaan belajar siswa, kelemahan fisik, kelemahan emosional, kondisi keluarga, dan metode pengajaran guru.