Mohon tunggu...
Johan Sobihan
Johan Sobihan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Johan Sobihan, atau yang biasa disapa Obby, lahir pada 15 Desember

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

.....dan Biarkan Lumba-lumba Itu Menari dengan Bebasnya....

1 April 2010   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:03 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah hampir satu tahun yang lalu saya bersama beberapa teman dari Jakarta mengunjungi Indahnya alam Kiluan di Lampung Selatan. Namun aroma laut dan keindahan Teluk Kiluan masih melekat dengan kental di memori saya.Wisata bahari ini sangatlah terkenal dengan atraksi melihat Lumba-lumba yang berenang di Samudera Lepas. Teluk Kiluan itu sendiri terletak di Pekon Kiluan Negeri, kecamatan Kelumbayan, kabupaten Tanggamus, Lampung Selatan. Butuh waktu kurang lebih 5 jam untuk mencapai daerah itu dari arah Bakauheni. Dengan menggunakan mobil sewaan, kami menuju Teluk Kiluan dari arah Bakauheni. 2 jam perjalanan, kami pun melewati daerah Lempasing dan Mutun. Jalan ke daerah ini masih terbilang bagus, namun agak sedikit berkelok-kelok, naik dan turun sehingga mobil yang kami tumpangi tidak dapat melaju dengan kencang. Setelah melewati daerah Lempasing, pemandangan yang terhampar sangatlah menyegarkan mata. Di kanan kiri kami terdapat hutan dengan bermacam-macam pepohonan yang menyejukkan mata. Selama perjalanan ini pula, kami disuguhkan pemandangan perkampungan di Lampung Selatan, dengan rumah panggung sebagai ciri khasnya. Hari sudah beranjak siang. AKhirnya kami pun tiba di Teluk Kiluan. Setelah sekedar mengisi perut masing-masing dan menunaikan ibadah Sholat Dhuhur, dengan mempergunakan kapal nelayan, kami menyebrangi Teluk Kiluan menuju sebuah pulau kecil, yang bernama Pulau Kelapa atau lebih dikenal dengan sebutan Pulau Kiluan. Setibanya di pulau tersebut, kami pun bersama-sama menikmati indahnya alam pantai Pulau Kelapa hingga sore berganti malam. Mengejar Lumba-lumba menari di Samudera HIndia Pukul 08.00 WIB, kami semua telah bersiap-siap menuju ke arah Samudera Hindia, untuk menikmati suguhan atraksi Lumba-lumba yang berenang bebas. Life Vest sudah kami kenakan, kamera sudah siap di tangan kami masing-masing, lalu berangkatlah kami menuju arah Samudera Lepas sekitar kurang lebih 3 KM (20 menit) dari arah pulau Kelapa dengan menggunakan perahu ting-ting berkapasitas 4 orang. Saat kami tiba di lintasan lumba-lumba tersebut, dari kejauhan telah terlihat segerombolan lumba-lumba dalam jumlah yang cukup besar sedang berenang, berkejaran satu dengan lainnya. Langsung saja kapten kapal kami mengarahkan laju kapal menuju kawanan lumba-lumba tersebut. Menurut informasi yang saya terima, daerah lintasan Lumba-lumba di sana, merupakan salah satu wilayah dengan populasi lumba-lumba terbanyak di Asia Tenggara. Sekitar 1 jam lebih kami disuguhi atraksi lumba-lumba tersebut. Perahu motor kami pun mondar-mandir mengikuti arah berenang lumba-lumba tersbeut. Tak jarang beberapa lumba-lumba yang menggemaskan itu muncul di sisi perahu kami, ataupun muncul tepat di depan perahu, seakan-akan mengajak kami semua bermain bersama. Setelah lumba-lumba tersebut puas bermain, satu persatu dari mereka pun kembali ke samudera lepas dan tidak menampakkan dirinya kembali. Biasanya lumba-lumba tersebut akan menampakkan dirinya kembali keesokan harinya dan kembali berenang di daerah lintasan tersebut selama kurang lebih 2-3 jam. Usai kami puas menikmati suguhan atraksi lumba-lumba menari tersebut, kami pun kembali ke Pulau Kelapa untuk kemudian kembali ke Jakarta. Dari hasil perbincangan kami dengan Bang Dirham (yang mengelola penginapan di Pulau Kelapa), jaman dahulu, lumba-lumba tersebut sering menampakkan dirinya kebih dekat ke arah pantai. Namun seiring dengan maraknya perburuan, lumba-lumba tersebut pun sudah tidak pernah lagi menampakkan dirinya di sekitar pantai. Sayang sekali, kelincahan mereka harus dikotori oleh tangan liar para pemburu itu. AKhirnya kami pun harus kembali ke Jakarta untuk melanjutkan rutininas kami masing-masing. Dalam perjalanan pulang, kami semua terkesan dan terkenang akan lincah dan eloknya tarian lumba-lumba tersebut. Dalam hati saya pun berfikir, untuk apa para pemburu itu mengotori Teluk Kiluan dengan menghabisi lumba-lumba yang menggemaskan itu.....Biarlah alam Kiluan seperti itu adanya, dan biarkan lumba-lumba itu menari dengan bebasnya..... -------------------- follow me at twitter @sobihan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun