Mohon tunggu...
Sibahah nm
Sibahah nm Mohon Tunggu... Pengangguran banyak rasa

Ekspresi rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku ikhlas atas pilihan orang tuaku

4 April 2025   16:47 Diperbarui: 4 April 2025   16:47 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pribadi Sibahah

Sedikit cerita yaa dan mungkin ini cukup menjadi jawaban dari beberapa pertanyaan yang menghampiri. Karena bukan hanya ada satu atau dua yang bertanya, kenapa Unesa?, kenapa fisika?, kenapa ngga uin?.

Langsung aja ya.. (Semoga ada yg bisa ambil baiknya dari cerita ini).

Dulu waktu kelas 10, 11 masih bimbang mau kuliah ambil jurusan apa dan masih gonta ganti keinginan.

Sampai akhirnya kelas 12 udah mantep ambil salah satu jurusan di kampus yang tentunya TIDAK di unesa. 

Ketika waktunya pendaftaran SNMPTN yang sekarang berubah nama menjadi SNBP, udah mulai nih merundingkan dengan orang tua. Karena ga mungkin dong aku memilih untuk masa depan tanpa melibatkan orang tua. Ingat banget waktu itu menyampaikan ke bapak sama ibuk terkait jurusan dan kampus yang aku impikan. Tapi ketika aku menyampaikan, ada yang beda dari respon bapak. Kemudian aku tanyai, enaknya bagaimana. Akhirnya bapak bilang, kalau unesa bagaimana? Ambil jurusan umum. Karena memang waktu itu yang aku inginkan berbau agama wkwkk. Waktu itu sangat pasrah sampai bilang, kalau umum itu apa aku gabisa apa apa.. Bapak memilihkan, tapi juga memberi kelonggaran. Aku disuruh milih jurusan yang sekiranya aku suka dan bisa, asalkan jangan jurusan awal yang aku pilih. 

Tentunya bapak mempunyai argumen kenapa tidak mengizinkan ambil jurusan yang aku inginkan dan Alhamdulillahnya aku juga bisa menerima argumen itu. 

Dari sekian banyak jurusan, kenapa aku ambil fisika? Apa karena aku merasa bisa? Tentunya tidak. Aku hanya suka (tapi bukan yg suka banget sih wkwkk), nilai waktu sekolah juga jelek.. nekat aja ambil fisika haha.. Qodarullah keterima jalur Snmptn. Mau ga diambil eman dong yaa dan takutnya nanti berimbas ke madrasah. 

Sebenarnya kalau ada adek adek yang sambat bahwa jurusan yang diinginkan ga sesuai sama keinginan orang tuanya itu bingung ngasih respon gimana. Karena aku juga atas dasar keinginan orang tua. Tapi aku ikhlas atas keinginan orang tuaku. Padahal waktu seminggu pertama masuk kuliah isinya nangiss tok karena gabisa apa apa. Sampe sambat ke ibuk sambil nahan nangis, tapi gaberani sambat ke bapak wkwkk. Tapi akhirnya ibuk cerita ke bapak dan bapak manggil aku kemudian bilang, kalau pengen ganti jurusan maupun kampus monggo mumpung masih awal. (Ini yang bikin aku terharu banget, Alhamdulillah orang tua masih perhatian, bukan yang memaksa). Tapi jawabanku, sampun terlanjur njegur, gpp dilanjut aja. Sayangnya bapak hanya bisa menemani proses kuliahku 1 semester. 

Komunikasi sama orang tua itu penting banget. Apa keinginan orang tua dan apa keinginan diri sendiri harus dipadukan. Gabisa egois sama pilihan sendiri karena yang bakalan membiayai orang tua, dan orang tua juga gabisa egois dengan pilihannya karena yang menjalani prosesnya itu si anak. Yang paling penting harus saling ikhlas untuk menjalani.

Yaa kurang lebih seperti ituuu ceritanyaa. Ga pinter bercerita tapi nekat bercerita wkwkk.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun